Baubau (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, mengimbau warga maupun pengunjung yang masuk ke daerah itu untuk waspadai lima bencana saat musim penghujan dan angin kencang yang berpotensi terjadi di beberapa wilayah daerah itu.
"Memang dalam menghadapi bencana, pertama-tama itu yang paling menonjol kalau musim hujan bulan barat itu pohon tumbang dan banjir itu kadang-kadang bersamaan. Ketiga gelombang tinggi, tanah longsor dan kelima puting beliung yang kadang-kadang kalau ada" katanya Kepala Pelaksana BPBD Baubau, La Ode Muslimin Hibali, di Baubau, Rabu.
Kelima potensi bencana itu, ungkap dia selalu diwaspadai daerah itu ketika memasuki musim barat.
"Jadi bagi masyarakat Baubau dan masuk ke Baubau perlu waspada dengan potensi-potensi bencana tadi. Pertama-tama yang lewat darat harus waspada, karena ada beberapa wilayah Baubau ini kadang-kadang tanahnya longsor dan biasa bersamaan dengan pohon tumbang," ujarnya.
Lokasi rawan bencana itu, lanjut La Ode, pertama disekitaran Air Jatuh Tirta Rimba Kelurahan Waruruma Kecamatan Kokalukuna, yang mana kondisi rawan longsor itu karena tanah tebingnya labil.
"Kedua di kilo meter 10 (Kelurahan Kadolokatapi) dan di Waborobo rawan longsor. Kemudian potensi itu lainnya dekat bank sampah H Masud di Kelurahan Wangkanapi. Karena disitu (kondisinya) sudah dikeruk dengan alat berat oleh pemilik lahan, jadi warga yang ada diatasnya perlu berhati-hati," imbaunya.
Sementara titik potensi bencana banjir, kata La Ode Muslimin, berada diwilayah Kelurahan Liabuku, Waliabuku, Tampuna dan wilayah Kelurahan Ngkaring-karing. Potensi-potensi itu sudah diantisipasi dengan membangun perpanjangan pengaman sungai sepanjang kurang lebih 100 meter di Kelurahan Ngkaring-karing dan Liabuku, yang bermanfaat agar air tidak meluap ke sawah dan ke permukiman warga.
"Jadi sekarang kami sudah mengantisipasi potensi-potensi banjir itu, tapi belum memadai. Kami sudah mendapatkan anggaran dari pusat untuk pembangunan perpanjangan pengaman pantai. ada yang pemasangan bronjong dan ada pasangan batu," ujarnya.
Sedangkan, kata dia, potensi gelombang yang sudah mulai terjadi beberapa hari lalu di Baubau utamanya di sekitaran Bone-bone dan wilayah pesisir lainnya sudah mulai merusak dermaga di Bone-bone, dan tempat pelelangan ikan akibat hantaman ombak.
"Juga kami imbau pengguna transportasi laut berhati-hati, kalau memang tidak memungkinkan untuk berlayar dapat menunda keberangkatannya," ujar Muslimin yang juga mantan Plt Kadis Kependudukan dan Pencatatan Sipil Baubau ini.
Dia juga mengatakan, bahwa dalam menghadapi bencana tanah longsor dan banjir pihaknya juga telah menyiagakan personel tim evakuasi dan armada untuk membantu warga.
"Memang ada dua armada bantuan dari pusat yang bisa untuk angkut-angkut, tetapi kami tidak ada kendaraan ambulance. Jadi kami hanya pinjam pakai itu mobil ambulance," ujarnya.
Oleh sebab itu, pihaknya berharap kepada lembaga-lembaga yang pernah disurati diantaranya Pertamina dan BNI terkait bantuan dana-dana CSR-nya dapat membantu dalam hal kendaraan ambulance.
"Memang dalam menghadapi bencana, pertama-tama itu yang paling menonjol kalau musim hujan bulan barat itu pohon tumbang dan banjir itu kadang-kadang bersamaan. Ketiga gelombang tinggi, tanah longsor dan kelima puting beliung yang kadang-kadang kalau ada" katanya Kepala Pelaksana BPBD Baubau, La Ode Muslimin Hibali, di Baubau, Rabu.
Kelima potensi bencana itu, ungkap dia selalu diwaspadai daerah itu ketika memasuki musim barat.
"Jadi bagi masyarakat Baubau dan masuk ke Baubau perlu waspada dengan potensi-potensi bencana tadi. Pertama-tama yang lewat darat harus waspada, karena ada beberapa wilayah Baubau ini kadang-kadang tanahnya longsor dan biasa bersamaan dengan pohon tumbang," ujarnya.
Lokasi rawan bencana itu, lanjut La Ode, pertama disekitaran Air Jatuh Tirta Rimba Kelurahan Waruruma Kecamatan Kokalukuna, yang mana kondisi rawan longsor itu karena tanah tebingnya labil.
"Kedua di kilo meter 10 (Kelurahan Kadolokatapi) dan di Waborobo rawan longsor. Kemudian potensi itu lainnya dekat bank sampah H Masud di Kelurahan Wangkanapi. Karena disitu (kondisinya) sudah dikeruk dengan alat berat oleh pemilik lahan, jadi warga yang ada diatasnya perlu berhati-hati," imbaunya.
Sementara titik potensi bencana banjir, kata La Ode Muslimin, berada diwilayah Kelurahan Liabuku, Waliabuku, Tampuna dan wilayah Kelurahan Ngkaring-karing. Potensi-potensi itu sudah diantisipasi dengan membangun perpanjangan pengaman sungai sepanjang kurang lebih 100 meter di Kelurahan Ngkaring-karing dan Liabuku, yang bermanfaat agar air tidak meluap ke sawah dan ke permukiman warga.
"Jadi sekarang kami sudah mengantisipasi potensi-potensi banjir itu, tapi belum memadai. Kami sudah mendapatkan anggaran dari pusat untuk pembangunan perpanjangan pengaman pantai. ada yang pemasangan bronjong dan ada pasangan batu," ujarnya.
Sedangkan, kata dia, potensi gelombang yang sudah mulai terjadi beberapa hari lalu di Baubau utamanya di sekitaran Bone-bone dan wilayah pesisir lainnya sudah mulai merusak dermaga di Bone-bone, dan tempat pelelangan ikan akibat hantaman ombak.
"Juga kami imbau pengguna transportasi laut berhati-hati, kalau memang tidak memungkinkan untuk berlayar dapat menunda keberangkatannya," ujar Muslimin yang juga mantan Plt Kadis Kependudukan dan Pencatatan Sipil Baubau ini.
Dia juga mengatakan, bahwa dalam menghadapi bencana tanah longsor dan banjir pihaknya juga telah menyiagakan personel tim evakuasi dan armada untuk membantu warga.
"Memang ada dua armada bantuan dari pusat yang bisa untuk angkut-angkut, tetapi kami tidak ada kendaraan ambulance. Jadi kami hanya pinjam pakai itu mobil ambulance," ujarnya.
Oleh sebab itu, pihaknya berharap kepada lembaga-lembaga yang pernah disurati diantaranya Pertamina dan BNI terkait bantuan dana-dana CSR-nya dapat membantu dalam hal kendaraan ambulance.