Kendari (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra) per 22 Desember 2020 mengestimasi kerugian akibat banjir di kabupaten tersebut mencapai Rp8.462.030.000.
Data tersebut tersebar di empat kecamatan, dan 13 desa/kelurahan. Pertama di Kecamatan Lasusua terdapat enam desa terdampak, yakni Desa Batuganda kerugian yang ditaksir mencapai Rp805.000.000, Desa Rantelimbong mencapai Rp104.030.000.
Kemudian di Desa Tojabi kerugian mencapai Rp1.778.000.000, di Kelurahan Lasusua mencapai Rp50.000.000, di Desa Pitulua mencapai Rp150.000.000, dan Puncak Monapa mencapai Rp420.000.000.
Kedua, di Kecamatan Rante Angin terdapat empat desa/kelurahan, yakni Desa Rante Baru kerugian ditaksir mencapai Rp60.000.000, di Kelurahan Rante Angin Rp4.780.000.000, di Desa Landolia mencapai Rp205.000.000, dan di Desa Maroko mencapai Rp20.000.000.
Ketiga di Kecamatan Wawo terdapat dua desa, yakni di Desa Pumbolo kerugian ditaksir akibat banjir mencapai Rp10.000.000 dan di Desa Tinukari kerugian mencapai Rp50.000.000.
Sementara satu desa di Kecamatan Lasusua, yakni Desa Patowonua data estimasi kerugiannya belum masuk di data BPBD setempat. Data ini bersumber dari BPBD Kolaka Utara yang bersifat sementara.
Sebelumnya, pada Kamis (17/12) malam, banjir bandang terjadi akibat meluapnya dua sungai, yakni Sungai Batu Ganda di Kecamatan Lasusua dan Sungai Rante Angin di Kecamatan Rante Angin menerjang empat kecamatan di Kabupaten Kolaka Utara, yakni Kecamatan Lasusua, Lambai, Rante Angin dan Kecamatan Wawo. Akibatnya 14 desa/kelurahan terdampak akibat banjir tersebut.
BPBD setempat juga mencatat terdapat tiga unit rumah hanyut dan 1.040 unit rumah terendam akibat banjir yang terjadi pada Kamis (17/12) lalu di daerah itu.
"Update data sementara hari ini, akibat banjir beberapa hari lalu (17/12 red) ribuan rumah rusak, yang hanyut tiga unit dan terendam banjir 1.040 unit," kata Kepala BPBD Kolaka Utara Syamsuriani melalui pesan WahtsApp-nya, di Kendari.
Selain itu, ia juga menyampaikan banjir di daerah itu juga merendam empat rumah ibadah, yakni tiga bangunan masjid di Kecamatan Lasusu yakni Desa Rantelimbong, Tojabi dan Pitulua. Dan satu rumah ibadah di Desa Landolia Kecamatan Rante Angin.
"Kemudian tiga gedung sekolah juga terendam yang masing-masing satu sekolah di Desa Rantelimbong dan Pitulua Kecamatan Lasusua dan satu sekolah di Desa Landolia Kecamatan Rante Angin," jelasnya.
Selain itu, kata dia, banjir juga merusak empat unit jembatan tersebar di empat desa, yakni di Desa Batuganda, Rantelimbong dan Pitulua Kecamatan Lasusua dan satu jembatan di Desa Landolia Kecamatan Rante Angin. Meskipun demikian jembatan yang rusak tersebut telah dapat dilalui.
"Banjir juga merendam pertanian dan perikanan warga, yakni sawah 970,3 haktare, lahan jagung 83,5 hektare, tambak 727,4 hektare dan lainnya 11 hektare," jelasnya.
Selain itu, sebanyak 1.109 KK 3.814 jiwa dengan rincian 1.890 laki-laki dan 1.924 perempuan terdampak banjir di daerah itu yang tersebar di empat kecamatan dan 14 desa/kelurahan. Kecamatan tersebut di antaranya Kecamatan Lasusua, Lambai, Rante Angin dan Wawo.
Data tersebut tersebar di empat kecamatan, dan 13 desa/kelurahan. Pertama di Kecamatan Lasusua terdapat enam desa terdampak, yakni Desa Batuganda kerugian yang ditaksir mencapai Rp805.000.000, Desa Rantelimbong mencapai Rp104.030.000.
Kemudian di Desa Tojabi kerugian mencapai Rp1.778.000.000, di Kelurahan Lasusua mencapai Rp50.000.000, di Desa Pitulua mencapai Rp150.000.000, dan Puncak Monapa mencapai Rp420.000.000.
Kedua, di Kecamatan Rante Angin terdapat empat desa/kelurahan, yakni Desa Rante Baru kerugian ditaksir mencapai Rp60.000.000, di Kelurahan Rante Angin Rp4.780.000.000, di Desa Landolia mencapai Rp205.000.000, dan di Desa Maroko mencapai Rp20.000.000.
Ketiga di Kecamatan Wawo terdapat dua desa, yakni di Desa Pumbolo kerugian ditaksir akibat banjir mencapai Rp10.000.000 dan di Desa Tinukari kerugian mencapai Rp50.000.000.
Sementara satu desa di Kecamatan Lasusua, yakni Desa Patowonua data estimasi kerugiannya belum masuk di data BPBD setempat. Data ini bersumber dari BPBD Kolaka Utara yang bersifat sementara.
Sebelumnya, pada Kamis (17/12) malam, banjir bandang terjadi akibat meluapnya dua sungai, yakni Sungai Batu Ganda di Kecamatan Lasusua dan Sungai Rante Angin di Kecamatan Rante Angin menerjang empat kecamatan di Kabupaten Kolaka Utara, yakni Kecamatan Lasusua, Lambai, Rante Angin dan Kecamatan Wawo. Akibatnya 14 desa/kelurahan terdampak akibat banjir tersebut.
BPBD setempat juga mencatat terdapat tiga unit rumah hanyut dan 1.040 unit rumah terendam akibat banjir yang terjadi pada Kamis (17/12) lalu di daerah itu.
"Update data sementara hari ini, akibat banjir beberapa hari lalu (17/12 red) ribuan rumah rusak, yang hanyut tiga unit dan terendam banjir 1.040 unit," kata Kepala BPBD Kolaka Utara Syamsuriani melalui pesan WahtsApp-nya, di Kendari.
Selain itu, ia juga menyampaikan banjir di daerah itu juga merendam empat rumah ibadah, yakni tiga bangunan masjid di Kecamatan Lasusu yakni Desa Rantelimbong, Tojabi dan Pitulua. Dan satu rumah ibadah di Desa Landolia Kecamatan Rante Angin.
"Kemudian tiga gedung sekolah juga terendam yang masing-masing satu sekolah di Desa Rantelimbong dan Pitulua Kecamatan Lasusua dan satu sekolah di Desa Landolia Kecamatan Rante Angin," jelasnya.
Selain itu, kata dia, banjir juga merusak empat unit jembatan tersebar di empat desa, yakni di Desa Batuganda, Rantelimbong dan Pitulua Kecamatan Lasusua dan satu jembatan di Desa Landolia Kecamatan Rante Angin. Meskipun demikian jembatan yang rusak tersebut telah dapat dilalui.
"Banjir juga merendam pertanian dan perikanan warga, yakni sawah 970,3 haktare, lahan jagung 83,5 hektare, tambak 727,4 hektare dan lainnya 11 hektare," jelasnya.
Selain itu, sebanyak 1.109 KK 3.814 jiwa dengan rincian 1.890 laki-laki dan 1.924 perempuan terdampak banjir di daerah itu yang tersebar di empat kecamatan dan 14 desa/kelurahan. Kecamatan tersebut di antaranya Kecamatan Lasusua, Lambai, Rante Angin dan Wawo.