Kendari (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), mencatat bahwa partisipasi pria atau kepesertaan KB pria metode vasektomi di daerah itu masih rendah.
"Data terakhir per Oktober 2020, peserta KB pria metode vasektomi hanya 18 orang atau 62 persen dari target 29 orang selama 2020," kata kepala BKKBN Sultra, Asmar, di Kendari, Kamis.
Dari angka peserta KB vasektomi itu kata Asmar, hanya tersebar pada 4 kabupaten kota dari 17 kabupaten kota di Sultra.
"Yakni di Kolaka sebanyak 10 orang dari target 2 orang, kemudian Kolaka Timur satu orang dari target dua orang, Buton Selatan 1 orang dari target satu orang dan Kota Kendari 6 orang dari target 3 orang," katanya.
Rendahnya tingkat kepesertaan KB vasektomi kata Asmar, dikarenakan masih ada rasa ketakutan terhadap tindakan medis operasi.
"Padahal itu tidak perlu dikhawatirkan karena tindakan operasi sekarang sudah canggih. Keterjangkauan alat kontrasepsi kini juga sudah banyak dan merata," katanya.
Sementara untuk peserta KB Pria metode kondom kata Asmar, animonya sudah standar karena jumlahnya seiring dengan target.
"Untuk peserta KB pria yang gunakan kondom terhitung Oktober 2020 sebanyak 1.706 atau 90,7 persen dari target 1.881 orang selama 2020," katanya.
Presentasi pengguna kondom terbesar dari target kata dia, yakni di Kabupaten Buton Selatan yakni mencapai 288,6 persen, Muna Barat 226 persen, Buton Tengah 170 persen, Konawe Utara 150 persen, Konawe Kepulauan 124 persen, Kolaka Timur 108 persen.
"Sementara 11 daerah lainnya yakni Muna, Buton, Baubau, Konawe Selatan, Kota Kendari, Kolaka, Konawe, Wakatobi, Kolaka Utara dan Bombana masih berada di bawah angka 100 persen," katanya.
"Data terakhir per Oktober 2020, peserta KB pria metode vasektomi hanya 18 orang atau 62 persen dari target 29 orang selama 2020," kata kepala BKKBN Sultra, Asmar, di Kendari, Kamis.
Dari angka peserta KB vasektomi itu kata Asmar, hanya tersebar pada 4 kabupaten kota dari 17 kabupaten kota di Sultra.
"Yakni di Kolaka sebanyak 10 orang dari target 2 orang, kemudian Kolaka Timur satu orang dari target dua orang, Buton Selatan 1 orang dari target satu orang dan Kota Kendari 6 orang dari target 3 orang," katanya.
Rendahnya tingkat kepesertaan KB vasektomi kata Asmar, dikarenakan masih ada rasa ketakutan terhadap tindakan medis operasi.
"Padahal itu tidak perlu dikhawatirkan karena tindakan operasi sekarang sudah canggih. Keterjangkauan alat kontrasepsi kini juga sudah banyak dan merata," katanya.
Sementara untuk peserta KB Pria metode kondom kata Asmar, animonya sudah standar karena jumlahnya seiring dengan target.
"Untuk peserta KB pria yang gunakan kondom terhitung Oktober 2020 sebanyak 1.706 atau 90,7 persen dari target 1.881 orang selama 2020," katanya.
Presentasi pengguna kondom terbesar dari target kata dia, yakni di Kabupaten Buton Selatan yakni mencapai 288,6 persen, Muna Barat 226 persen, Buton Tengah 170 persen, Konawe Utara 150 persen, Konawe Kepulauan 124 persen, Kolaka Timur 108 persen.
"Sementara 11 daerah lainnya yakni Muna, Buton, Baubau, Konawe Selatan, Kota Kendari, Kolaka, Konawe, Wakatobi, Kolaka Utara dan Bombana masih berada di bawah angka 100 persen," katanya.