Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara telah memasang target anggaran pendapatan pada 2021 sebesar Rp1,5 triliun.
"Untuk pendapatan Kota Kendari masih bertumpu pada pajak dan retribusi daerah, sedangkan belanja daerah akan diarahkan untuk pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja, melalui program padat karya untuk meningkatkan pelayanan publik," kata Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir di Kendari, Selasa.
Ia merinci target APBD 2021 terdiri atas pendapatan senilai Rp1,5 triliun, belanja daerah Rp1,8 triliun, dan pembiayaan daerah Rp330 miliar.
Belanja daerah, kata dia, diarahkan untuk penanganan persampahan dan kebersihan lingkungan, penerangan jalan, penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, termasuk upaya Pemkot Kendari untuk terus melakukan penanganan dampak pandemi COVID-19.
"Untuk penanganan COVID-19 merupakan salah satu fokus perhatian kita untuk melewatkan wabah mematikan itu," katanya.
Pembiayaan daerah, kata dia, akan diarahkan untuk pembangunan sarana dan infrastruktur kesehatan beserta peralatan kesehatan, pembangunan jalan dan jembatan, serta peningkatan kualitas air minum.
Dia mengatakan alokasi APBD Kota Kendari 2021 masih akan fokus pada pendidikan dan kesehatan yang porsinya masing-masing 20 persen untuk pendidikan dan 10 persen untuk kesehatan.
Pelaksanaan APBD 2021, katanya, akan menggunakan sistem informasi pembangunan daerah (SIPD) sehingga pengusulannya terjadi keterlambatan.
"Tahun awal penerapan SIPD, dalam proses penyusunan APBD sesungguhnya masih banyak kekurangan kendala dan penyesuaian-penyesuaian yang harus dilalui dalam proses implementasinya," pungkasnya.
"Untuk pendapatan Kota Kendari masih bertumpu pada pajak dan retribusi daerah, sedangkan belanja daerah akan diarahkan untuk pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja, melalui program padat karya untuk meningkatkan pelayanan publik," kata Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir di Kendari, Selasa.
Ia merinci target APBD 2021 terdiri atas pendapatan senilai Rp1,5 triliun, belanja daerah Rp1,8 triliun, dan pembiayaan daerah Rp330 miliar.
Belanja daerah, kata dia, diarahkan untuk penanganan persampahan dan kebersihan lingkungan, penerangan jalan, penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, termasuk upaya Pemkot Kendari untuk terus melakukan penanganan dampak pandemi COVID-19.
"Untuk penanganan COVID-19 merupakan salah satu fokus perhatian kita untuk melewatkan wabah mematikan itu," katanya.
Pembiayaan daerah, kata dia, akan diarahkan untuk pembangunan sarana dan infrastruktur kesehatan beserta peralatan kesehatan, pembangunan jalan dan jembatan, serta peningkatan kualitas air minum.
Dia mengatakan alokasi APBD Kota Kendari 2021 masih akan fokus pada pendidikan dan kesehatan yang porsinya masing-masing 20 persen untuk pendidikan dan 10 persen untuk kesehatan.
Pelaksanaan APBD 2021, katanya, akan menggunakan sistem informasi pembangunan daerah (SIPD) sehingga pengusulannya terjadi keterlambatan.
"Tahun awal penerapan SIPD, dalam proses penyusunan APBD sesungguhnya masih banyak kekurangan kendala dan penyesuaian-penyesuaian yang harus dilalui dalam proses implementasinya," pungkasnya.