Kendari (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi meminta masyarakat semakin menyadari pentingnya penerapan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari guna mencegah penularan COVID-19 di daerah itu.
"Kita bekerja ya, tapi tentu juga harus menjaga protokol kesehatan, jangan lagi ada yang bilang tidak ada, nyatanya banyak yang terkapar banyak, yang terpapar karena COVID-19. Jadi saya mengimbau kepada masyarakat agar jangan memberikan isu-isu yang menyesatkan yang terpenting bahwa COVID-19 itu ada," ujarnya di Kendari, Sabtu.
Kegiatan produktif di tengah pandemi virus corona jenis baru itu, kata dia, harus dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Tugas kita menerapkan protokol kesehatan, ini semua yang sangat penting perlu dilakukan," kata dia.
Ia mengharapkan masyarakat percaya pandemi COVID-19 yang telah merebak di seluruh dunia, bahkan di Sultra.
"Inikan peristiwa dunia (pandemi COVID-19, red.), kita sekarang kembali lagi bagaimana kita membangun kesadaran, untuk membangun kesadaran menjaga protokol kesehatan," kata dia.
Ia juga meminta masyarakat untuk tidak memandang remeh terhadap pandemi.
Penularan virus tersebut, kata dia, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di negara lain.
"Saya kira ini COVID ada, jangan dianggap remeh, jangan dianggap enteng. Kalau tidak ada di negara lain juga ndak ada di Indonesia," ujar Ali Mazi.
Data kasus COVID-19 di Sultra per 21 November 2020. (Sumber: Satgas COVID-19 Sultra). (ANTARA/Harianto)
Tim Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Sultra menyampaikan data pasien meninggal akibat virus corona di provinsi itu yang kembali bertambah menjadi 94 orang per 21 November 2020.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Sultra La Ode Rabiul Awal mengatakan hari ini terdapat satu pasien yang dinyatakan meninggal, seorang laki-laki (39) berasal dari Kota Kendari.
Ia juga menyampaikan terjadi penambahan kasus positif baru 68 orang sehingga totalnya menjadi 6.039 orang.
Kasus positif baru itu, masing-masing tiga orang dari Konawe Kepulauan dan Wakatobi, Kendari 26 orang, Baubau 10 orang, Konawe Utara satu orang, Konawe Selatan dua orang, Kolaka sembilan orang, dan Konawe 14 orang.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sultra ini juga menuturkan data pasien sembuh tercatat bertambah 37 orang, sehingga totalnya menjadi 4.630 orang.
Rincian pasien sembuh Kendari 31 orang, Konawe Utara dua orang, dan Konawe Selatan empat orang.
Sebaran 94 kasus meninggal COVID-19 di Sultra, yakni Kota Kendari menjadi 39 orang, Baubau 15 orang, Kabupaten Muna enam orang, Buton empat orang, Kolaka Utara dua orang, Kolaka tiga orang.
Selain itu, Muna Barat satu orang, Kolaka Timur satu orang, Bombana dua orang, Buton Selatan dua orang, Konawe Kepulauan dua orang, Wakatobi dua orang, Buton Utara dua orang, Konawe delapan orang, dan Konawe Selatan lima orang.
"Kita bekerja ya, tapi tentu juga harus menjaga protokol kesehatan, jangan lagi ada yang bilang tidak ada, nyatanya banyak yang terkapar banyak, yang terpapar karena COVID-19. Jadi saya mengimbau kepada masyarakat agar jangan memberikan isu-isu yang menyesatkan yang terpenting bahwa COVID-19 itu ada," ujarnya di Kendari, Sabtu.
Kegiatan produktif di tengah pandemi virus corona jenis baru itu, kata dia, harus dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.
"Tugas kita menerapkan protokol kesehatan, ini semua yang sangat penting perlu dilakukan," kata dia.
Ia mengharapkan masyarakat percaya pandemi COVID-19 yang telah merebak di seluruh dunia, bahkan di Sultra.
"Inikan peristiwa dunia (pandemi COVID-19, red.), kita sekarang kembali lagi bagaimana kita membangun kesadaran, untuk membangun kesadaran menjaga protokol kesehatan," kata dia.
Ia juga meminta masyarakat untuk tidak memandang remeh terhadap pandemi.
Penularan virus tersebut, kata dia, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di negara lain.
"Saya kira ini COVID ada, jangan dianggap remeh, jangan dianggap enteng. Kalau tidak ada di negara lain juga ndak ada di Indonesia," ujar Ali Mazi.
Tim Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Sultra menyampaikan data pasien meninggal akibat virus corona di provinsi itu yang kembali bertambah menjadi 94 orang per 21 November 2020.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Sultra La Ode Rabiul Awal mengatakan hari ini terdapat satu pasien yang dinyatakan meninggal, seorang laki-laki (39) berasal dari Kota Kendari.
Ia juga menyampaikan terjadi penambahan kasus positif baru 68 orang sehingga totalnya menjadi 6.039 orang.
Kasus positif baru itu, masing-masing tiga orang dari Konawe Kepulauan dan Wakatobi, Kendari 26 orang, Baubau 10 orang, Konawe Utara satu orang, Konawe Selatan dua orang, Kolaka sembilan orang, dan Konawe 14 orang.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sultra ini juga menuturkan data pasien sembuh tercatat bertambah 37 orang, sehingga totalnya menjadi 4.630 orang.
Rincian pasien sembuh Kendari 31 orang, Konawe Utara dua orang, dan Konawe Selatan empat orang.
Sebaran 94 kasus meninggal COVID-19 di Sultra, yakni Kota Kendari menjadi 39 orang, Baubau 15 orang, Kabupaten Muna enam orang, Buton empat orang, Kolaka Utara dua orang, Kolaka tiga orang.
Selain itu, Muna Barat satu orang, Kolaka Timur satu orang, Bombana dua orang, Buton Selatan dua orang, Konawe Kepulauan dua orang, Wakatobi dua orang, Buton Utara dua orang, Konawe delapan orang, dan Konawe Selatan lima orang.