Baubau (ANTARA) - Pemerintah Kota Baubau, Sulawesi Tenggara melakukan terobosan dengan memadukan program kampung berkualitas dengan kampung nelayan untuk mengoptimalkan program Banggakencana (pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana).
"Untuk mengoptimalkan tingkat keberhasilan advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) program Banggakencana, maka wadah kampung keluarga berkualitas yang di dalamnya terdapat keterpaduan program lintas sektoral, menjadi salah satu inovasi strategis untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan tersebut," Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Baubau, Suarmawati, di Baubau, Rabu.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Baubau, kata dia, ada enam kelurahan di Kota Baubau yang telah dijadikan sebagai kampung nelayan, yakni Kelurahan Sulaa, Kelurahan Lakololgou, Kelurahan Waruruma, Kelurahan Bone-Bone, Kelurahan Sukanaeyo dan Kelurahan Palabusa.
Namun dari keenam kelurahan tersebut, hanya dua kelurahan yang memiliki Kampung KB, yakni Kelurahan Lakologou dan Kelurahan Palabusa.
Menurut dia, penunjukan Kelurahan Palabusa untuk menjadi tempat peluncuran perdana dari Program Integrasi kampung KB dan Kampung Nelayan tentu telah memenuhi beberapa pertimbangan.
Pertimbangan tersebut antara lain, Kelurahan Palabusa merupakan Kampung KB pertama di Kota Baubau yang berada di wilayah pesisir.
"Kemudian masih rendahnya jumlah peserta KB yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), Tingginya angka pernikahan usia dini. Mayoritas mata pencaharian masyarakat Kelurahan Palabusa adalah nelayan, petani rumput laut, dan petani mutiara, yang pendapatan sehari-harinya masih di bawah rata-rata," katanya.
Namun demikian lanjut dia, perlu diketahui bersama bahwa tingkat partisipasi aktif masyarakat, tokoh masyarakat dan agama, tokoh pemuda serta peran Penyuluh dan Kader KB yang ada di Kelurahan Palabusa ini cukup tinggi, sehingga ke depannya akan memudahkan semua pihak untuk melakukan pembinaan, pendampingan dan penguatan Program Kampung KB dan Program Kampung Nelayan," katanya.
Di samping itu kata dia, hadirnya PT Selat Buton sebagai perusahaan swasta yang bergerak di bidang pembudidayaan mutiara cukup membantu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, karena hampir 80 persen karyawan perusahaan tersebut adalah Pasangan Usia Subur (PUS) Kelurahan Palabusa.
"Untuk mengoptimalkan tingkat keberhasilan advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) program Banggakencana, maka wadah kampung keluarga berkualitas yang di dalamnya terdapat keterpaduan program lintas sektoral, menjadi salah satu inovasi strategis untuk mempercepat pelaksanaan kegiatan tersebut," Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Baubau, Suarmawati, di Baubau, Rabu.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Baubau, kata dia, ada enam kelurahan di Kota Baubau yang telah dijadikan sebagai kampung nelayan, yakni Kelurahan Sulaa, Kelurahan Lakololgou, Kelurahan Waruruma, Kelurahan Bone-Bone, Kelurahan Sukanaeyo dan Kelurahan Palabusa.
Namun dari keenam kelurahan tersebut, hanya dua kelurahan yang memiliki Kampung KB, yakni Kelurahan Lakologou dan Kelurahan Palabusa.
Menurut dia, penunjukan Kelurahan Palabusa untuk menjadi tempat peluncuran perdana dari Program Integrasi kampung KB dan Kampung Nelayan tentu telah memenuhi beberapa pertimbangan.
Pertimbangan tersebut antara lain, Kelurahan Palabusa merupakan Kampung KB pertama di Kota Baubau yang berada di wilayah pesisir.
"Kemudian masih rendahnya jumlah peserta KB yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), Tingginya angka pernikahan usia dini. Mayoritas mata pencaharian masyarakat Kelurahan Palabusa adalah nelayan, petani rumput laut, dan petani mutiara, yang pendapatan sehari-harinya masih di bawah rata-rata," katanya.
Namun demikian lanjut dia, perlu diketahui bersama bahwa tingkat partisipasi aktif masyarakat, tokoh masyarakat dan agama, tokoh pemuda serta peran Penyuluh dan Kader KB yang ada di Kelurahan Palabusa ini cukup tinggi, sehingga ke depannya akan memudahkan semua pihak untuk melakukan pembinaan, pendampingan dan penguatan Program Kampung KB dan Program Kampung Nelayan," katanya.
Di samping itu kata dia, hadirnya PT Selat Buton sebagai perusahaan swasta yang bergerak di bidang pembudidayaan mutiara cukup membantu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, karena hampir 80 persen karyawan perusahaan tersebut adalah Pasangan Usia Subur (PUS) Kelurahan Palabusa.