Kendari (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Tenggara mengatakan sektor industri jasa perhotelan di Sultra berusaha bangkit dari keterpurukan setelah terdampak pandemi virus corona jenis baru (COVID-19) sejak Maret 2020.
Sekretaris PHRI Sultra Eko Dwisasono di Kendari, Minggu, mengatakan geliat industri perhotelan seiring dengan adaptasi kebiasaan baru berada pada kisaran 55 persen.
"Ya kalau pandemi corona melandai maka dapat dikategorikan bahwa industri perhotelan memasuki babak pemulihan. Mudah-mudahan terus membaik," kata dia.
Pandemi corona yang menerpa industri perhotelan sejak Maret 2020 menyebabkan 30 hotel bintang dan 100 hotel nonbintang dalam posisi yang disebut dia sebagai "zero".
Dari jumlah tersebut tersedia 3.100 kamar dan 6.000 tempat tidur, sedangkan karyawan yang menggantungkan hidup dari bisnis properti tersebut sekitar 2.000 orang.
"Kemerosotan hunian hotel sudah dipastikan penyebabnya wabah virus corona. Mudah-mudahan segera berlalu agar ekonomi kita bangkit dari tidur panjang," katanya.
Sekretaris PHRI Sultra Eko Dwisasono di Kendari, Minggu, mengatakan geliat industri perhotelan seiring dengan adaptasi kebiasaan baru berada pada kisaran 55 persen.
"Ya kalau pandemi corona melandai maka dapat dikategorikan bahwa industri perhotelan memasuki babak pemulihan. Mudah-mudahan terus membaik," kata dia.
Pandemi corona yang menerpa industri perhotelan sejak Maret 2020 menyebabkan 30 hotel bintang dan 100 hotel nonbintang dalam posisi yang disebut dia sebagai "zero".
Dari jumlah tersebut tersedia 3.100 kamar dan 6.000 tempat tidur, sedangkan karyawan yang menggantungkan hidup dari bisnis properti tersebut sekitar 2.000 orang.
"Kemerosotan hunian hotel sudah dipastikan penyebabnya wabah virus corona. Mudah-mudahan segera berlalu agar ekonomi kita bangkit dari tidur panjang," katanya.