Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore ditutup menguat seiring membaiknya kondisi Presiden AS Donald Trump usai terkonfirmasi positif COVID-19 pada pekan lalu.

Rupiah ditutup menguat 65 poin atau 0,44 persen menjadi Rp14.735 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.800 per dolar AS.

"Pasar kembali positif setelah keluarnya Presiden AS Donald Trump dari rumah sakit dan kembali ke Gedung Putih pada hari Senin ini setelah tinggal di rumah sakit selama tiga malam," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Selasa.

Walaupun tidak berarti Trump benar-benar telah sembuh, pasar menganggap perkembangan itu sebagai tanda bahwa risiko politik yang terkait dengan pemilu di AS telah surut. Trump  akan tetap di bawah pengawasan medis.

Pasar juga menunggu pernyataan dari Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell dan Kepala Ekonom Bank Sentral Eropa (ECB) Philip Lane, yang akan menyampaikan pidato utama pada konferensi NABE hari ini.

Risalah dari pertemuan Fed dan ECB masing-masing pada September akan dirilis pada Rabu (7/10/2020).

Dari domestik, sentimen datang dari disahkannya RUU Cipta Kerja menjadi undang-undang oleh DPR, meski ditolak kalangan buruh.

"Dengan penolakan dari kaum buruh, mata uang Garuda terkikis penguatannya dari awal perdagangan menguat di 177 poin berubah drastis di penutupan pasar menjadi 65 poin. Ini akibat data internal yang kurang mendukung terhadap penguatan rupiah," ujar Ibrahim.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat di posisi Rp14.605 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.605 per dolar AS hingga Rp14.753 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.712 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.867 per dolar AS.

Pewarta : Citro Atmoko
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024