Kendari (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Kendari ,Sulawesi Tenggara (Sultra), menyampaikan bahwa harga ikan di kota itu diprediksi akan turun pada bulan Oktober 2020 mendatang.

Kepala DKP Kota Kendari, Rahman Napirah mengatakan harga ikan saat ini masih cenderung tinggi, hal itu diakibatkan beberapa faktor salah satunya kondisi cuaca yaitu terjadinya angin kencang dan gelombang tinggi sehingga nelayan tidak melaut.

"Faktor utama (harga ikan tinggi) adalah musim. Pada bulan-bulan tertentu terjadi angin kencang dan gelombang tinggi yang menyebabkan nelayan kurang turun melaut. Biasanya pada puncak angin Timur mulai Juni sampai Agustus. Berbeda dengan musim angin Barat di mana perairan relatif tenang sehingga penangkapan ikan berlangsung intensif," kata Rahman, di Kendari, Rabu.

Menurut dia, seharusnya saat ini harga ikan sudah berangsur turun karena telah memasuki musim peralihan. Namun, tahun ini terjadi anomali cuaca yang mengakibatkan hasil tangkapan ikan minim. Ia memprediksi, tangkapan ikan akan meningkat di kisaran Oktober 2020.

"Sesuai siklus tahunan, biasanya puncak penangkapan ikan terjadi pada bulan Oktober sampai Desember. Mudah-mudahan harga ikan relatif rurun karena stok yang cukup banyak," ujarnya.

Selain dipengaruhi faktor cuaca, harga ikan di kota itu dipengaruhi oleh kebutuhan konsumsi masyarakat lokal, juga banyak yang diperdagangkan di luar daerah dan diekspor ke negara lain, sehingga berdampak terhadap ketersediaan stok.

"Jadi, pedagang melihat peluang bisnis. Ketika permintaan harga di luar daerah lebih tinggi, maka terjadi pergerakan ke luar daerah. Ikan-ikan dari Kendari rutin dijual ke wilayah lain di Sulawesi Tenggara dan diseberangkan ke Sulawesi Selatan. Ada juga permintaan dari Surabaya dan Jakarta. Termasuk kegiatan ekspor yang sangat dibutuhkan untuk memberikan devisa bagi negara," jelasnya.

Meski demikian, kata dia, hasil produksi perikanan masih mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di ibu kota provinsi tersebut, karena saat musim tangkap tinggi, ikan-ikan disimpan di tempat ruang pendingin yang sewaktu-waktu dikeluarkan jika stok stok di pasaran berkurang.

"Saat ini, di Kendari terdapat sembilan fasilitas cold storage (ruang pendingin). Enam di antaranya milik perusahaan perikanan dengan kapasitas 2.700 ton dan tiga unit milik pemerintah daerah berkapasitas 300 ton. Ketika musim penangkapan tinggi, ikan-ikan disimpan di cold storage yang sewaktu-waktu akan dikeluarkan ketika stok di pasar berkurang," pungkasnya.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024