Kendari (ANTARA) - Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), optimistis meraih anugerah kota layak anak (KLA) pratama dengan mempersiapkan diri menghadapi sejumlah indikator yang akan menjadi penilaian dan verifikasi oleh kementerian. 

"Jadi rencana pada 30 September ini akan rapat gugus tugas dengan beberapa narasumber. Di situlah kerja-kerja gugus tugas yang ada dalam lima klaster akan dibahas," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) kota Baubau, Wa Ode Soraya, melalui pesan whatsApp yang diterima. Selasa. 

Lima klaster termasuk kelembagaan yang akan menjadi tugas oleh gugus yang terdiri dari intansi terkait itu, kata dia, yakni klaster hak sipil kebebasan, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, kesehatan dasar dan kesejahteraan, pendidikan pemanfaatan waktu luang dan kegiatan sosial budaya, serta gugus tugas perlindungan khusus. 

"Rapat itu untuk membekali mereka supaya memahami tugas-tugasnya bekerja yang terklaster. Itu kan harus lima ratusan indikator yang kita peroleh kalau untuk meraih pratama. Kementerian akan turun verifikasi jika kita sudah mencapai skor," katanya. 

Menurutnya, gugus tugas dalam melaksanakan tugas diyakini akan tidak terlalu sulit karena sudah ada buku panduan sebagai pentunjuk pada masing-masing klaster tugas. 

"Kan ada 24 indikator dan kami sudah ada buku panduan, jadi sudah mudah. Misalnya sekolah ramah anak itu kita sudah punya sekolah sehat ada SD maupun SMP. Kalau partisipasi kerja dengan tugasnya masing-masing insya Allah kita bisa raih," ujarnya. 

Sejauh ini, kata Soraya, gugus tugas Baubau sudah lama dibentuk. Bahkan ditahun sebelumnya ada hanya belum bekerja maksimal dengan hanya mendapat 100 indikator penilaian.

"Kan harus lima ratusan indikator kita peroleh kalau KLA pratama, ditahun kemarin baru 100 indikator. Tapi kita sudah masuk inisiasi, cuman istilahnya belum mencapai kota layak anak itu," katanya.

Setelah nanti misal KLA pratama diraih, lanjut dia, maka selanjutnya predikat diatasnya bisa diburu untuk memperoleh penghargaan lebih tinggi lagi.

"Kalau kita sudah dapat itu (pratama) harus kita kejar yang kedua dan ketiga. Ini bisa melompat bila persyaratannya sudah melewati. Dan boleh turun kalau sampai tidak sesuai yang diusulkan," katanya.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024