Baubau (ANTARA) - Cafetaria Popeye Coffe & Food yang terletak di pelabuhan Murhum Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, memanjakan pengunjung menikmati berbagai hidangan  dengan menawarkan konsep suasana nongkrong diatas laut. 

"Menariknya karena view-nya (pemandangan). Dan mungkin ini yang menjadi daya tarik bagi pengunjung menikmati suasana sebelum mereka berangkat meninggalkan pelabuhan," ujar Manager Cafetaria Popeye Coffe dan Food, Irgi, di Baubau, Sabtu. 

Keberadaan cafetaria coffe dan food dilantai dua ruang tunggu terminal penumpang itu, kata dia, menu makanan dan minuman yang disajikan untuk memudahkan para penumpang pada saat mereka sedang menunggu kapal. Sehingga mereka tidak akan kerepotan lagi dalam memenuhi kebutuhan "lambung tengah".

"Mungkin kalau mereka sudah masuk didalam pelabuhan atau ruang tunggu penumpang terkadang mereka sudah malas lagi untuk keluar. Makanya dengan ini kita menyuguhkan beragam menu makanan dan minuman untuk memudahkan mereka supaya tidak lagi repot mencari," katanya. 

Terkadang disaat jadwal kapal utamanya armada Pelni tidak tepat, tidak sedikit para pengguna jasa transportasi laut itu terpaksa menunggu hingga berjam-jam lamanya dipelabuhan, apalagi mereka yang berdomisili diluar Kota Baubau. 

Terkait harga menu makanan dan minuman, kata pria murah senyum ini, diyakini pihaknya dapat dijangkau karena tarifnya sama seperti cafetaria lainnya.

"Tentunya juga di tengah pandemi COVID-19 ini diwajibkan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan jaga jarak. Kita juga menyiapkan hand zanitiser untuk pengunjung diwajibkan cuci tangan," ujarnya.

Dalam memanjakan para pengunjung, Popeye coffe dan food selain memiliki suasana strategis pemandangan yang menarik untuk berswafoto (sekfie), juga adanya suguhan musik.  Bahkan pada malam tertentu digelar secara live dari musisi lokal. 

Sedangkan konsep menamakan cafetaria Popeye, menurut dia, karena popeye merupakan seorang tokoh pelaut yang juga digambarkan memiliki tangan berotot dengan tato jangkar.

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024