Baubau (ANTARA) - Unit Penyelenggara Teknis Dinas (UPTD) Pelabuhan Perikanan Wameo Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, mencatat hasil tangkapan ikan nelayan di daerah itu pada tri wulan kedua (Januari-Juli) 2020 rata-rata mencapai 364 ton/bulan.

Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Wameo Baubau, Ade Herwansyah, di Baubau, Senin, merinci, data tangkapan ikan nelayan pada Januari sebesar 482,456 kg, Februari 492,685, Maret 374,683, April 484,680, Mei 366,292, Juni 309,492, dan Juli 418,449 kg.

"Kalau perbandingan hasil tangkapan ikan antara 2019 dan 2020 hampir sama atau tidak jauh perbedaannya," ujarnya.

Di masa pandemi COVID-19, menurut dia, aktivitas nelayan dalam mencari ikan dilaut tetap berjalan normal, hanya naiknya sedikit harga ikan di pasaran disebabkan kurangnya hasil tangkapan akibat cuaca kurang bersahabat.

"Nelayan memang menyesuaikan kondisi musim. Kalau kondisi cuaca alam tidak mendukung akan mempengaruh hasil tangkapan mereka. Tapi mereka tiap hari melakukan aktifitas nelayan penangkapan maupun transaksi jual beli hasil tangkapannya," katanya.

Terkait mesin cold storage (penyimpanan ikan) saat ini, kata dia, pihaknya memiliki dua unit cold strage yang masing-masing kapasitas 60 ton dalam kondisi siap pakai untuk menampung hasil tangkapan ikan dari para nelayan.

"Kemudian ditunjang dengan dua ABF (mesin pembekuan ikan) yang juga siap untuk digunakan. Kebetulan kita punya ABF bisa menampung 5 ton sekali masuk," lanjutnya.

Menurut dia, ikan yang ada di pasaran di daerah itu tidak hanya dari nelayan setempat, tetapi terdapat juga nelayan dari daerah sekitar yang menjajakan hasil tangkapan mereka dengan membawanya baik melalui jalur laut maupun darat menggunakan kendaraan roda empat.

"Kalau dijual atau pun disimpan itu tergantung dari mereka, ada yang langsung dijual dan juga sisa hasil tangkapan bisa langsung menyimpan," katanya.

Sedangkan pengguna jasa yang memanfaatkan PPI Wameo, kata Ade Herwansyah, selain dari nelayan daerah itu, juga tengkulak yang membeli ikan dari nelayan lalu menggunakan jasa cold strage tersebut.

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024