Kendari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara merilis melalui via virtual zoom menyebutkan, Kota Kendari, pada  bulan Juli 2020 mengalami inflasi sebesar 0,25 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 105,06. 

Kepala BPS Sultra Agnes Widiastuti dalam rilis resmi yang diterima, Senin mengungkapkan, dari 90 kota, 29 kota mengalami inflasi dan 61 kota mengalami deflasi. 

Inflasi tertinggi tercatat di Timika (Papua) dan Inflasi terendah tercatat di Jember dan Banyuwangi (Jawa Timur) masing-masing sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing 104,77 dan 103,50.

Sementara inflasi yang terjadi di Kota Kendari disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,64 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,20 persen dan kelompok kesehatan 0,14 persen.

Begitu pula pada  kelompok transportasi 0,11 persen; kelompok pendidikan 0,09 persen; kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,08 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,06 persen; serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,05 persen. 

Sedangkan kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya serta kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran tidak mengalami perubahan/relatif stabil.

Agnes menambahkan, komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah ikan cakalang/ikan sisik, ikan layang/ikan benggol, bayam, daging ayam ras, rokok putih, daun kelor, rokok kretek filter, mobil, kangkung, dan cabai rawit.

Sementara komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah kacang panjang, cumi-cumi, ikan rambe, ikan selar/ikan tude, beras, ikan bandeng/ikan bolu, gula pasir, angkutan udara, bawang putih, dan bawang merah.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024