Kendari (ANTARA) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara (Sultra) mengapresiasi pelatihan dan bimbingan seni perfilman yang diselenggarakan UPTD Museum dan Taman Budaya untuk meningkatkan minat para generasi muda dalam dunia sinema.
"Saya kira dengan melibatkan para siswa dan mahasiswa yang memiliki bakat di bidang seni perfilman nantinya akan lahir anak-anak muda yang mencintai budayanya sekaligus melahirkan insan-insan film yang berkualitas," katanya saat membuka pelatihan Bimbingan Teknis Tenaga Kesenian dan Perfilman di Kendari, Senin.
Menurut Kadisdikbud, kegiatan pelatihan seni perfilman ini juga bagian dari program Gubernur Ali Mazi-Lukman Abunawas yang masuk dalam program Dikbud Sultra melalui 'Sultra Beriman dan Berbudaya', sehingga harus terlaksana dengan baik.
Olehnya itu, kegiatan yang terencana ini, diharapkan seluruh pesertanya bisa mentransfer ilmu yang diberikan dari pemateri, baik itu dari teknis penulisan membuat suatu cerita film tentang kebudayaan yang menarik maupun cara editingnya.
Ia mengatakan, menggali cerita seni budaya di Sulawesi Tenggara untuk dibuat sebagai film cerita adalah aset yang tidak akan habis. Sebab semakin sering seni budaya itu dikembangkan dengan cerita menarik, maka akan mendatangkan nilai investasi bagi daerah.
"Beda dengan hasil tambang, semakin sering diolah dan dieksploitasi, maka lambat laun pun akan habis dan bahkan dapat mengancam kelestarian lingkungan alam di sekitarnya," tuturnya.
Peserta dari siswa dan mahasiswa yang mengikuti pelatihan seni dan perfilman yang diselenggarakan UPTD Museum dan Taman Budaya Disdikbud Sultra. ANTARA/Azis Senong
Asrun Lio yang juga dosen Bahasa Inggris FKIP UHO Kendari itu menaruh harapan kepada para nara sumber yang datang dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) untuk membagi ilmu dan keterampilan seni dan perfilman kepada generasi pelajar di Kendari.
Baca juga: 65 siswa dan mahasiswa ikut pelatihan seni perfilman
"Tentu kita berharap kegiatan ini bisa mentransfer pengetahuan bagi pelajar dan mahasiswa dalam melahirkan generasi yang mencintai seni dan film bagi kemajuan kebudayaan daerah di masa datang," ujarnya.
Ia mengatakan, potensi untuk menggali seni budaya daerah dalam mengangkat cerita menarik dalam sebuah film, Asrun yakin akan lebih baik, karena sejarah dan kebudayan di Sulawesi Tenggara cukup beragam dan menarik.
"Saya kira dengan melibatkan para siswa dan mahasiswa yang memiliki bakat di bidang seni perfilman nantinya akan lahir anak-anak muda yang mencintai budayanya sekaligus melahirkan insan-insan film yang berkualitas," katanya saat membuka pelatihan Bimbingan Teknis Tenaga Kesenian dan Perfilman di Kendari, Senin.
Menurut Kadisdikbud, kegiatan pelatihan seni perfilman ini juga bagian dari program Gubernur Ali Mazi-Lukman Abunawas yang masuk dalam program Dikbud Sultra melalui 'Sultra Beriman dan Berbudaya', sehingga harus terlaksana dengan baik.
Olehnya itu, kegiatan yang terencana ini, diharapkan seluruh pesertanya bisa mentransfer ilmu yang diberikan dari pemateri, baik itu dari teknis penulisan membuat suatu cerita film tentang kebudayaan yang menarik maupun cara editingnya.
Ia mengatakan, menggali cerita seni budaya di Sulawesi Tenggara untuk dibuat sebagai film cerita adalah aset yang tidak akan habis. Sebab semakin sering seni budaya itu dikembangkan dengan cerita menarik, maka akan mendatangkan nilai investasi bagi daerah.
"Beda dengan hasil tambang, semakin sering diolah dan dieksploitasi, maka lambat laun pun akan habis dan bahkan dapat mengancam kelestarian lingkungan alam di sekitarnya," tuturnya.
Asrun Lio yang juga dosen Bahasa Inggris FKIP UHO Kendari itu menaruh harapan kepada para nara sumber yang datang dari Institut Kesenian Jakarta (IKJ) untuk membagi ilmu dan keterampilan seni dan perfilman kepada generasi pelajar di Kendari.
Baca juga: 65 siswa dan mahasiswa ikut pelatihan seni perfilman
"Tentu kita berharap kegiatan ini bisa mentransfer pengetahuan bagi pelajar dan mahasiswa dalam melahirkan generasi yang mencintai seni dan film bagi kemajuan kebudayaan daerah di masa datang," ujarnya.
Ia mengatakan, potensi untuk menggali seni budaya daerah dalam mengangkat cerita menarik dalam sebuah film, Asrun yakin akan lebih baik, karena sejarah dan kebudayan di Sulawesi Tenggara cukup beragam dan menarik.