Jakarta (ANTARA) - Ruang publik salah satunya toilet umum tidak bisa dikatakan sepenuhnya aman dari ancaman virus penyebab COVID-19.
Sebuah studi dalam Physics of Fluids, menemukan pembilasan toilet bisa membuat droplet mencapai ketinggian hampir tiga kaki atau sekitar 91 sentimeter. Jika tetesan mengandung partikel virus penyebab COVID-19 maka meningkatkan risiko orang yang terpapar tertular COVID-19.
Para peneliti mengatakan satu kali pembilasan atau penyiraman bisa mendorong 40-60 persen aerosol ke udara di atas kursi kloset duduk.
Sejauh ini belum ada penelitian yang mengungkapkan berapa banyak virus menular melalui aerosol di toilet. Tetapi studi dalam jurnal Nature 27 April menunjukkan RNA virus corona terdeteksi pada area toilet bersama di rumah sakit di Wuhan, China.
Meskipun SARS CoV-2 kemungkinan besar menempel pada sel-sel di paru-paru dan saluran pernapasan bagian atas, virus juga bisa menargetkan usus kecil, menyebabkan diare, mual, dan muntah bersamaan dengan gejala COVID-19 yang lebih umum.
Lalu apa yang harus Anda lakukan jika terpaksa harus menggunakan toilet umum?
Pakar penyakit menular di Johns Hopkins Center di Maryland, Amesh A. Adalja kepada Health, Selasa (16/6), menyarankan Anda menutup kloset sebelum menyiram untuk melindungi orang lain di toilet.
Sementara itu, pakar kesehatan masyarakat, Carol A. Winner menyarankan Anda menggunakan masker setiap kali berada di toilet, menutup tutupnya melalui tisu di tangan Anda.
Kemudian, menggunakan kaki Anda pada pegangan untuk menyiram, dan memalingkan wajah Anda dari kloset saat menyiramnya.
Setelah itu, cucilah tangan menggunakan air dan sabun lalu gunakan tisu atau sikut untuk mematikan keran air.
"Ingatlah pegangan pintu mungkin mengandung virus aktif hingga tiga hari, jadi jangan buang handuk kertas sampai Anda membuka pintu kamar kecil saat Anda keluar," demikian saran Winner.
Sebuah studi dalam Physics of Fluids, menemukan pembilasan toilet bisa membuat droplet mencapai ketinggian hampir tiga kaki atau sekitar 91 sentimeter. Jika tetesan mengandung partikel virus penyebab COVID-19 maka meningkatkan risiko orang yang terpapar tertular COVID-19.
Para peneliti mengatakan satu kali pembilasan atau penyiraman bisa mendorong 40-60 persen aerosol ke udara di atas kursi kloset duduk.
Sejauh ini belum ada penelitian yang mengungkapkan berapa banyak virus menular melalui aerosol di toilet. Tetapi studi dalam jurnal Nature 27 April menunjukkan RNA virus corona terdeteksi pada area toilet bersama di rumah sakit di Wuhan, China.
Meskipun SARS CoV-2 kemungkinan besar menempel pada sel-sel di paru-paru dan saluran pernapasan bagian atas, virus juga bisa menargetkan usus kecil, menyebabkan diare, mual, dan muntah bersamaan dengan gejala COVID-19 yang lebih umum.
Lalu apa yang harus Anda lakukan jika terpaksa harus menggunakan toilet umum?
Pakar penyakit menular di Johns Hopkins Center di Maryland, Amesh A. Adalja kepada Health, Selasa (16/6), menyarankan Anda menutup kloset sebelum menyiram untuk melindungi orang lain di toilet.
Sementara itu, pakar kesehatan masyarakat, Carol A. Winner menyarankan Anda menggunakan masker setiap kali berada di toilet, menutup tutupnya melalui tisu di tangan Anda.
Kemudian, menggunakan kaki Anda pada pegangan untuk menyiram, dan memalingkan wajah Anda dari kloset saat menyiramnya.
Setelah itu, cucilah tangan menggunakan air dan sabun lalu gunakan tisu atau sikut untuk mematikan keran air.
"Ingatlah pegangan pintu mungkin mengandung virus aktif hingga tiga hari, jadi jangan buang handuk kertas sampai Anda membuka pintu kamar kecil saat Anda keluar," demikian saran Winner.