Kendari (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara bersama Gugus Tugas COVID-19 setempat menggelar tes cepat massal secara gratis terhadap 1.045 orang dengan hasil non-reaktif.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Sultra dr Muhammad Ridwan di Kendari, Minggu mengatakan tes cepat massal dilaksanakan sembilan hari berturut-turut sejak 30 Mei hingga batas waktu yang tidak ditentukan.

"Tes cepat secara gratis digelar setiap hari di Laboratorium Kesehatan Daerah Dinas Kesehatan dan kantor BPSDM Sultra. Menggembirakan tes cepat terhadap 1.045 orang dengan hasil non reaktif," kata Ridwan.

Hari pertama 30 Mei 2020 petugas medis gabungan Dinas Kesehatan dan Gugus Tugas COVID-19 melakukan tes cepat terhadap 101 orang dengan hasil non reaktif atau negatif.

Selanjutnya hingga hari kesembilan 7Juni 2020 yang diikuti 186 orang, yakni di Labkesda 101 orang dan BPSDM 85 orang dinyatakan non reaktif atau negatif virus Corona.

"Tes cepat 1.045 orang yang dilaksanakan sembilan hari berturut-turut cukup menggembirakan karena tidak satu pun yang ditemukan reaktif atau terindikasi virus Corona," kata Plt Kadis Komunikasi dan Informatika Sultra Syaifullah.

Tes cepat menjadi syarat wajib bagi mereka yang harus bepergian sebagaimana diatur dalam surat edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan Orang Dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19.

Tes cepat adalah skrining awal virus Corona dalam tubuh melalui sampel darah. Sampel inilah yang memberi informasi adanya imunoglobulin atau IgM dan IgG dalam tubuh manusia.

Hasil tes cepat akan terbaca perlu waktu 10-15 menit berupa garis pada keterangan C, IgG, dan IgM.

Garis pada C mengindikasikan pasien non reaktif (negatif), sedangkan garis pada C dan IgG atau IgM menandakan pasien reaktif (positif).

Pada pasien negatif biasanya tes akan diulang dalam waktu 7-10 hari. Pengecekan ulang untuk memastikan tubuh tidak memproduksi IgM atau IgG akibat paparan virus Corona.

Pembentukan IgM dan IgG perlu waktu beberapa minggu bergantung pada reaksi tubuh.

Pewarta : Sarjono
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024