Kendari (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mendorong siswa madrasah pandai membuat masker kain dengan menyediakan 20 mesin jahit guna menghadapi normal baru pandemi COVID-19.
Hal itu disampaikan Kepala Kanwil Kemenag Sultra, Fesal Musaad, usai menandatangani nota kesepahaman pembuatan masker kain untuk mencegah penyebaran COVID-19 bersama Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari di Kantor Kemenag Sultra, Rabu.
Fesal mengungkapkan ke 20 mesin jahit itu ditempatkan di MAN 1 Kendari yang juga menjadi pusat pelatihan pembuatan masker bagi para siswa madrasah.
"Ada 1.273 siswa marah siswa madrasah aliah di Kota Kendari dan 83.000 lebih se-Sulawesi Tenggara. Kita bangkitkan semangat nasionalisme mereka karena masker yang kita buat itu warna putih. Itu melambangkan siswa madrasah cinta tanah air, siswa madrasah cinta Negara Kendaraan Republik Indonesia (NKRI)," katanya.
Fesal mengungkapkan bahwa ke depannya setelah dilaksanakannya pelatihan pembuatan masker yang bekerja sama dengan BLK Kendari seluruh siswa madrasah Sulawesi Tenggara akan mengikuti pelatihan pembuatan masker yang dipusatkan di MAN 1 Kendari.
"Target tahap pertama 2. 173 lembar masker. Tempat pelatihan khusus di MAN 1 Kendari. Setiap kabupaten ada satu paket yang akan menjadi peserta pelatihan. Jadi anak-anak tidak perlu bertebaran ke mana-mana," ungkapnya.
Penandatanganan nota kesepahaman pelatihan pembuatan masker kain antara Kemenag Sultra bersama BLK Kendari, Rabu (3/6/2020). (ANTARA/Harianto)
Kepala BLK Kendari Haji Polondu mengatakan target awal dari kerja sama pelatihan itu, setiap anak membuat masker untuk dirinya, gurunya, dan seluruh tenaga kependidikan di sekolahnya, kemudian keluarganya.
"Intinya kita akan perkenalkan keterampilan kepada siswa madrasah bagaimana bisa memberikan manfaat bagi dirinya, orang lain dan keluarganya melalui pembuatan masker," katanya.
Kerja sama itu, kata dia, tidak hanya saat pandemi COVID-19, tetapi setelah pandemi berlalu juga tetap akan diperkenalkan keterampilan kepada siswa madrasah minimal menjahit, sehingga saat keluar atau tamat sekolah ada tiga kompetensi yang dimilikinya, yakni pengetahuan agama, pengetahuan umum, dan kompetensi keterampilan.
Hal itu disampaikan Kepala Kanwil Kemenag Sultra, Fesal Musaad, usai menandatangani nota kesepahaman pembuatan masker kain untuk mencegah penyebaran COVID-19 bersama Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari di Kantor Kemenag Sultra, Rabu.
Fesal mengungkapkan ke 20 mesin jahit itu ditempatkan di MAN 1 Kendari yang juga menjadi pusat pelatihan pembuatan masker bagi para siswa madrasah.
"Ada 1.273 siswa marah siswa madrasah aliah di Kota Kendari dan 83.000 lebih se-Sulawesi Tenggara. Kita bangkitkan semangat nasionalisme mereka karena masker yang kita buat itu warna putih. Itu melambangkan siswa madrasah cinta tanah air, siswa madrasah cinta Negara Kendaraan Republik Indonesia (NKRI)," katanya.
Fesal mengungkapkan bahwa ke depannya setelah dilaksanakannya pelatihan pembuatan masker yang bekerja sama dengan BLK Kendari seluruh siswa madrasah Sulawesi Tenggara akan mengikuti pelatihan pembuatan masker yang dipusatkan di MAN 1 Kendari.
"Target tahap pertama 2. 173 lembar masker. Tempat pelatihan khusus di MAN 1 Kendari. Setiap kabupaten ada satu paket yang akan menjadi peserta pelatihan. Jadi anak-anak tidak perlu bertebaran ke mana-mana," ungkapnya.
Kepala BLK Kendari Haji Polondu mengatakan target awal dari kerja sama pelatihan itu, setiap anak membuat masker untuk dirinya, gurunya, dan seluruh tenaga kependidikan di sekolahnya, kemudian keluarganya.
"Intinya kita akan perkenalkan keterampilan kepada siswa madrasah bagaimana bisa memberikan manfaat bagi dirinya, orang lain dan keluarganya melalui pembuatan masker," katanya.
Kerja sama itu, kata dia, tidak hanya saat pandemi COVID-19, tetapi setelah pandemi berlalu juga tetap akan diperkenalkan keterampilan kepada siswa madrasah minimal menjahit, sehingga saat keluar atau tamat sekolah ada tiga kompetensi yang dimilikinya, yakni pengetahuan agama, pengetahuan umum, dan kompetensi keterampilan.