Baubau (ANTARA) - PT.Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (PT.ASDP), Ferry Cabang Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengurangi jumlah rute penyeberangan pada lintasan Koya Baubau-Waara (Kabaupaten Buton Tengah), semenjak adanya pandemic Covid-19 aktivitas penumpang khususnya orang mengalami penurunan yang sangat signifikan.

Supervisi ASDP lintasan Baubau-Waara Baubau, Tahang melalui pesan WhatsApp yang diterima, Minggu menyebutkan, sebelum wabah Corona, beroperasi 22-24 trip dalam sehari, saat ini hanya dimaksimalkan 20 trip setiap hari.

Tapi tambah Tahang, pengurangan trip ini hanya berlaku pada akhir pekan (tanggal merah) saja, sementara pada hari kerja tetap berjalan normal. Untuk penyeberangan feri dua wilayah itu hanya ditempuh kurang dari 20-25 minit saja sudah tiba ditujuan.

"Adanya corona ini berdampak dengan penurunan jumlah penumpang yang sampai 75 persen. Kalau kendaraan roda empat masih normal cuman yang berdampak sekali ini roda dua dan penumpang (orang). Sehingga pada hari-hari libur dan tanggal merah kita kurangi trip, karena memang tidak ada lagi penumpang,” jelasnya,

Ia mengatakan, sepinya penumpang kapal Ferry ini ternyata juga berdampak pada jasa angkutan darat.

Salah seorang driver grab mobil di Kota Kendari Muhtar mengatakan, sebelum corona dari penumpang kapal cepat di pelabuhan Kota Kendari bisa mendapat pemasukan minimal Rp200-Rp250 ribu/hari, sekarang untuk mendapatkan Rp50 Ribu saja sudah sulit.

"Kita punya penghasilan sebagian besar itu dari jasa menjempout dan mengantas penumpang yang tiba dari berbagai kabupaten yang masuk di Kendari maupun yang bepergian menuju Kabupaten Raha-Kota Baubau, Konawe Kepulauan yang setiap pagi maupun siang ada pemberangkatan melalui kapal cepat maupun fery.

Hal yang sama juga dirasakan rekan seprofesinya, Sakka yang setap hari harus berpikir keras mencari sumber pemasukan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup dan cicilan mobil.

“Kondisinya kini jauh berbeda dengan sebelum adanya wabah corona. Sekarang cari penumpang susah. Mana kita mau bayar cicilan mobil dan kebutuhan sehari-hari,” ujar Sakka, yang setiap hari banyak mengantar penumpang ke arah Bandara Haluoleo.

Baik Sakka, maupun Muchtar menilai kebijakan pemerintah pusat terkait keringanan pembayaran kredit bagi warga yang terdampak pandemic Corona belum sepenuhnya diterapkan oleh leasing di daerah, sehingga belum menjadi solusi untuk membantu beban pemilik kredit, khususnya kendaraan cicilan.

 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024