Kendari (ANTARA) - Dampak merebaknya virus corona (Covid-19), membuat sejumlah petani rumput laut di Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara resah, karena anjloknya harga komoditi itu hingga mencapai antara 50-60 persen dari normal.
Keterangan yang diperoleh, dari salah satu warga di Kecmatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah, Hasani (45), Kamis mengatakan, sejak merebaknya pandemi Corona, tak ada lagi pedagang yang datang membeli ke tingkat petani di wilayah itu.
"Biasanya harga rumput laut di tingkat petani berkisar Rp22.000 hingga Rp23.000 per kilogram, namun setelah adanya covid-19 yang melanda sejumlah daerah di Tanah air tidak terkecuali di wilayah Buton Tengah, harganya hanya bisa dibeli pedagang setempat antara Rp13.500 hingga Rp15.000 per kilogram," ujarnya.
Menurut Hasani, anjloknya harga rumput laut disaat corona membuat para petani dan pedagang resah jika kondisi pandemic virus yang mematikan itu berlangsung lama, otomatis akan mempengaruhi usaha pendapatan mereka yang hanya bisa panen sekali dalam 3-4 bulan tersebut.
"Tidak hanya kami sebagai petani yang merasakan kesulitasn, tetapi juga para pedagang pun enggan lagi membeli dalam jumlah banyak karena kuatir, tidak bisa ditampung apalai untuk diekspor keluar daerah karena kondisi pandemic Covid yang belum jelas kapan akan berakhir," katanya.
Sebab, para pengusaha yang memberi modal awal kepada petani rumput laut, pasti akan mulai berhitung untung rugi, karena jangan sampai modal yang diberikan kepada setiap petani lebih besar dengan yang diharapkan saat panen nanti.
Keluarga petani rumput laut di Buton Selatan yang sedang menyortir hasil panen rumput laut, akan dikeringkan sebelum dijual dipasaran.(foto Antara/Azis Senong)
Kadis Perindag Sultra, Hj Sitti Sulaeha yang dihubungi melalui pesan singkat mengatakan, meskipun belum ada laporan kerugian yang diterima dari pihak pengusaha hasil laut, namun secara kasak mata, dampak dari virus corona dipastikan akan berpengaruh terhadap pembatasan usaha mereka untuk melakukan ekspansi ke luar daerah.
"Harapan kita semua semoga pandemic covid-19 cepat berakhir, dengan demikian usaha petani rumput laut termasuk para pengusaha UMKM di daerah kembali normal seperti semula," harapnya.
Keterangan yang diperoleh, dari salah satu warga di Kecmatan Mawasangka Kabupaten Buton Tengah, Hasani (45), Kamis mengatakan, sejak merebaknya pandemi Corona, tak ada lagi pedagang yang datang membeli ke tingkat petani di wilayah itu.
"Biasanya harga rumput laut di tingkat petani berkisar Rp22.000 hingga Rp23.000 per kilogram, namun setelah adanya covid-19 yang melanda sejumlah daerah di Tanah air tidak terkecuali di wilayah Buton Tengah, harganya hanya bisa dibeli pedagang setempat antara Rp13.500 hingga Rp15.000 per kilogram," ujarnya.
Menurut Hasani, anjloknya harga rumput laut disaat corona membuat para petani dan pedagang resah jika kondisi pandemic virus yang mematikan itu berlangsung lama, otomatis akan mempengaruhi usaha pendapatan mereka yang hanya bisa panen sekali dalam 3-4 bulan tersebut.
"Tidak hanya kami sebagai petani yang merasakan kesulitasn, tetapi juga para pedagang pun enggan lagi membeli dalam jumlah banyak karena kuatir, tidak bisa ditampung apalai untuk diekspor keluar daerah karena kondisi pandemic Covid yang belum jelas kapan akan berakhir," katanya.
Sebab, para pengusaha yang memberi modal awal kepada petani rumput laut, pasti akan mulai berhitung untung rugi, karena jangan sampai modal yang diberikan kepada setiap petani lebih besar dengan yang diharapkan saat panen nanti.
Kadis Perindag Sultra, Hj Sitti Sulaeha yang dihubungi melalui pesan singkat mengatakan, meskipun belum ada laporan kerugian yang diterima dari pihak pengusaha hasil laut, namun secara kasak mata, dampak dari virus corona dipastikan akan berpengaruh terhadap pembatasan usaha mereka untuk melakukan ekspansi ke luar daerah.
"Harapan kita semua semoga pandemic covid-19 cepat berakhir, dengan demikian usaha petani rumput laut termasuk para pengusaha UMKM di daerah kembali normal seperti semula," harapnya.