Kolaka (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) bersama BMKG dan organisasi keagamaan mengadakan Rukyatul Hilal penentuan datangnya bulan ramadhan 1441 H di Pantai Wolulu Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka, Kamis sore. 

Dalam pemantauan itu, hilal tidak teramati secara mata telanjang atau pun menggunakan alat bantu karena tertutup awan tebal.

"Setelah bersama-sama melakukan pengamatan, awan tebal membuat hilal tak berhasil dilihat. Arah awan tebal yang terjadi mengarah tepat pada matahari," kata Kepala Kanwil Kemenag Sultra, Fesal Musaad.

Menurut Fesal, faktor tidak teramatinya hilal ini karena cuaca, yakni awan yang cukup tebal, sehingga hilal tidak teramati dengan jelas.

Ia mengatakan meskipun hilal tertutup awan namun sebelum melakukan pengamatan, pihaknya sudah menghitung waktu terbenamnya matahari dan terbenamnya bulan.

"Berdasarkan hasil perhitungan almanak neurotical ketinggian hilal berada di posisi 2 derajat 54 menit dan 55 detik di atas ufuk, sehingga sudah bisa dimulai satu ramadhan esok hari," katanya.

Hasil tersebut kata Fesal akan langsung dilaporkan ke pusat sebagai salah satu dasar penentuan awal puasa yang akan disampaikan secara resmi oleh Menteri Agama RI tepat pada pukul 19.00 wib.

"Karena itu, masyarakat dipersilahkan menunggu pengumuman resmi pelaksanaan ibadah puasa yang disampaikan Menteri Agama pada malam ini," katanya.

Fesal juga mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bagi masyarakat Sultra dan meminta agar senantiasa berdoa agar negara ini segera terbebas dari virus corona.

Selain Kepala Kemenag Sultra, Fesal Musaad, pemantauan hilal tersebut juga dihadiri ketua PW NU Sultra, KH Muslim, Kepala Kemenag Kolaka Aziz Baking, Akademisi IAIN Kendari, Dr Rusdin Muhalling, Camat Watubangga, Sarijo, dan beberapa pihak lain.




 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024