Kendari (ANTARA) - Wali Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulkarnain Kadir memastikan bahwa stok sembako di kota itu aman sehingga masyarakat tidak perlu melakukan tindakan memborong bahan kebutuhan pokok di tengah pandemi virus corona atau COVID-19.

Hal itu disampaikan Sulkarnain Kadir saat mengunjungi Posko Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kelurahan Punggaloba, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, Minggu (5/4).

"Masyarakat tidak usah khawatir mengenai ketersediaan bahan pokok. Saya cek langsung siap 5.000 ton beras ada di gudangnya, apalagi ini sudah mau panen," katanya.

Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya beberapa hari lalu telah melakukan konferensi pers bersama gubernur dan bupati se-Sulawesi Tenggara, bahwa Kabupaten Konawe bakal melakukan panen pada bulan Mei 2020, sehingga bisa menambah stok beras di gudang Bulog.

"Kemudian minyak goreng, mi instan dan kebutuhan yang lain juga siap, ada 22 kontainer saya sudah cek dengan distributor yang biasa mensuplai bahan makanan di Kota Kendari," katanya. Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir saat menyerahkam bantuan sembako pada warga kurang mampu di Kelurahan Punggaloba, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, guna membantu perekonomian mereka ditengah imbauan pemerintah untuk tetap berada di rumah demi memutus rantai penyebaran COVID-19. (ANTARA/HO-Humas Pemkot Kendari)

Menurut dia, pemerintah akan terus berupaya melakukan pengawasan harga bahan pokok di tengah wabah virus corona atau COVID-19.

"Jadi tidak usah khawatir, tidak usah borong belanja di pasar berlebihan karena dengan begitu (borong bahan pokok) harga bisa naik, kita juga semua yang susah," kata Sulkarnain.

Ia menekankan kepada warga di kelurahan itu dalam menyikapi situasi saat ini (pandemi virus corona) harus tepat sikap, karena ada sebagian masyarakat yang bersikap ekstrem.

"Apa maksudnya? ada yang ekstrem terlalu khawatir sampai melakukan hal-hal yang tidak sewajarnya dengan melakukan tindakan membeli kebutuhan pokok berlebihan, menumpuk dan seterusnya ini sikap ekstrem yang tidak boleh kita lakukan," katanya.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024