Kendari (ANTARA) - Badan Pusat Statistik menyatakan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada Maret 2020 mengalami inflasi 0,06 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) tercatat 103,15.

Kepala BPS Sultra Muh. Edy Mahmud di Kendari, Rabu (1/4) mengatakan dari 90 kota, 43 kota mengalami inflasi sedangkan 47 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Lhokseumawe (Provinsi Aceh) 0,64 persen dengan IHK 104,20 dan inflasi terendah tercatat di Kota Surabaya (Jawa Timur), Kota Surakarta (Jawa Tengah), dan Kota Pekanbaru (Riau), masing-masing 0,01 persen dengan IHK, masing-masing 104,26, 103,76, dan 103,40.

Inflasi di Kota Kendari disebabkan naiknya indeks harga kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 1,72 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,49 persen.

Selain itu, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,34 persen, kelompok pakaian dan alas kaki 0,13 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya 0,05 persen, subkelompok kesehatan dan subkelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, masing-masing 0,02 persen.

Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, antara lain transportasi 0,74 persen, kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,04 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,01 persen, sedangkan kelompok pengeluaran pendidikan tidak mengalami perubahan atau relatif stabil.

Edy Mahmud mengatakan komoditas yang memberikan sumbangan inflasi, yakni beras, emas perhiasan, ikan teri, wortel, telur ayam ras, gula pasir, kangkung, mi instan, ayam hidup, dan nasi dengan lauk.

Komoditas yang memberikan sumbangan deflasi, yakni ikan katamba, ikan kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso, cabai merah, bawang merah, daging ayam ras, ikan cakalang/ikan sisik, daun kelor, ikan layang/ikan benggol, angkutan udara, dan cabai rawit.
 

 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024