Kendari (ANTARA) - Otoritas Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebutkan bahwa aktivitas penerbangan domestik dari dan menuju Bandara Haluoleo saat ini masih normal di tengah kondisi siaga covid-19.
"Sejauh ini, aktivitas penerbangan di bandara Haluoleo masih seperti biasa dengan total 26 penerbangan, yakni 13 penerbangan dari bandara Haluoleo, dan 13 penerbangan menuju bandara Haluoleo," kata kepala Bandara Haluoleo Kendari, Safruddin, di Kendari, Kamis.
Dikatakan, penerbangan di bandara Haluoelo Kendari saat ini hanya lima rute, yakni Kendari-Makassar, Kendari-Surabaya, Kendari-Jakarta, Kendari-Baubau dan Kendari-Wakatobi.
"Sedangkan maskapai penerbangan yang beroparasi di Bandara Haluoleo hanya lima maskapai yakni Lion Air, Garuda, City Link, Batik Air dan wing Air," katanya.
Sementara untuk jumlah penumpang kata Safruddin, diakui terjadi penurunan mungkin karena terkait adanya larangan keluar daerah khusunya para pejabat, tetapi jumlahnya tidak signifikan.
"Rata-rata penumpang dari Januari sampai pertengahan Maret pergerakannya sekitar 3.500 orang datang dan pergi, artinya separuh dari jumlah itu yang datang dan separuhnya adalah yang pergi," katanya.
Pihak bandara bekerja sama dengan kantor kesehatan pelabuhan kata dia, terus memantau pergerakan penumpang di lapangan dengan berkoordinasi dengan instansi terkait. Bahkan, alat pemindai suhu tubuh masih terpasang di bandara yakni di ruang kedatangan domestik.
"Sejauh ini, aktivitas penerbangan di bandara Haluoleo masih seperti biasa dengan total 26 penerbangan, yakni 13 penerbangan dari bandara Haluoleo, dan 13 penerbangan menuju bandara Haluoleo," kata kepala Bandara Haluoleo Kendari, Safruddin, di Kendari, Kamis.
Dikatakan, penerbangan di bandara Haluoelo Kendari saat ini hanya lima rute, yakni Kendari-Makassar, Kendari-Surabaya, Kendari-Jakarta, Kendari-Baubau dan Kendari-Wakatobi.
"Sedangkan maskapai penerbangan yang beroparasi di Bandara Haluoleo hanya lima maskapai yakni Lion Air, Garuda, City Link, Batik Air dan wing Air," katanya.
Sementara untuk jumlah penumpang kata Safruddin, diakui terjadi penurunan mungkin karena terkait adanya larangan keluar daerah khusunya para pejabat, tetapi jumlahnya tidak signifikan.
"Rata-rata penumpang dari Januari sampai pertengahan Maret pergerakannya sekitar 3.500 orang datang dan pergi, artinya separuh dari jumlah itu yang datang dan separuhnya adalah yang pergi," katanya.
Pihak bandara bekerja sama dengan kantor kesehatan pelabuhan kata dia, terus memantau pergerakan penumpang di lapangan dengan berkoordinasi dengan instansi terkait. Bahkan, alat pemindai suhu tubuh masih terpasang di bandara yakni di ruang kedatangan domestik.