Kendari (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, minta instansi teknis agar serius menangani kasus DBD, mengingat, dalam dua bulan terakhir sudah tiga warga yang meninggal akibat wabah nyamuk aedes aegypti. 

"Kami minta Dinas Kesehatan segera turun langsung ke masyarakat untuk memberi edukasi dan literasi terkait bahaya serta pencegahan wabah DBD itu," kata Ketua Komisi III DPRD Kendari, Abdul Rajab di Kendari, Selasa.

Sebelumnya. keterangan dari Dinas Kesehatan Kota Kendari, dari tiga kasus DBD yang dinyatakan meninggal dunia yakni terjadi di bulan Januari dua orang dan Februari ini ditemukan satu orang lagi.

Abdul Rajab yang juga politisi Partai Golkar itu mengatakan, guna mengantisi jatuhnya korban akibat penyebaran penyakit DBD, kepada instansi teknis agar sedini mungkin melakukan penanganan serius terhadap kasus penyakit deman berdarah tersebut.

"Saat ini penyakit DBD tidak lagi mengenal musim hujan maupun musim panas. Sudah menjadi langganan setiap tahun selalu ada warga yang terjangkit DBD," katanya.

Menurut dia, kondisi itu harusnya menjadi perhatian dan pengalaman bagi pemerintah setempat agar sedini mungkin melakukan antisipasi agar bisa meminimalisasi warga yang terjangkit DBD.

"Kita harus berprinsip bahwa mencegah lebih baik dari pada mengobati, saya kira perlu diterapkan dalam bentuk tindakan nyata oleh dinas teknis, mulai saat ini," katanya.

Kepala Dinkes Kota Kendari, Rachmaningrum mengatakan, hingga saat ini ada 82 kasus DBD mulai Januari hingga 18 Februari 2020 ini.

Dari jumlah kasus itu, ada tiga korban yang meninggal dunia. “Januari ada 2 orang dan Februari ini ditemukan satu orang lagi,” ungkapnya.

Ia menyebutkan, korban meninggal akibat DBD ini memiliki rentang usia sekitar 9-50 tahun. Penyakit yang diakibatkan dari gigitan nyamuk ini terjadi saat masyarakat melakukan aktivitas keseharianya.
 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024