Kendari (ANTARA) -
Nilai tukar petani (NTP) Sulawesi Tenggara pada Februari 2020 tercatat 97,01 atau mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 96,64. 

Kepala BPS Sulawesi Tenggara, Muhammad Edy Mahmud di Kendari, Rabu mengatakan. NTP masing-masing subsektor tercatat sebagai berikut: Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) 98,96; Subsektor Hortikultura (NTPH) 103,36; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 93,67;  Subsektor Peternakan (NTPT) 101,68 dan Subsektor Perikanan (NTNP) 97,51.

 Sedangkan Indeks NTP Nasional sebesar 103,35 atau turun sebesar 0,78 persen dari sebelumnya 104,16. 

Menurut Edy Mahmud, pada bulan Februari 2020, secara nasional 11 provinsi mengalami kenaikan NTP, sedangkan 23 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. 

Kenaikan tertinggi tercatat di Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) yaitu sebesar 2,05 persen, sedangkan penurunan terbesar tercatat di Provinsi Riau sebesar 4,86 persen. 

Pada februari 2020 Sulawesi Tenggara tercatat mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,16 persen. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada hampir semua subkelompok komoditi.

Ia menyebutkan  subkelompok makanan, minuman dan tembakau naik sebesar 0,22 persen; subsektor pakaian dan alas kaki sebesar 0,19 persen; subsektor perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,20 persen.

Menyusul subsektor kesehatan 0,06 persen; subsektor transportasi sebesar 0,01 persen; subsektor informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen; subsektor rekreasi,olahraga, dan budaya sebesar 0,00 persen; subsektor pendidikan sebesar 0,00 persen; subsektor penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,00 persen; dan perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,07 persen. 

Sementara nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sulawesi Tenggara pada periode yanga sama sebesar 97,23 atau naik 0,47 persen dibandingkan NTUP Januari 2020 sebesar 96,77.

Nilai Tukar Petani Bulan Februari 2020 mengalami kenaikan disebabkan dua dari lima subsektor yang membangun NTP Sulawesi Tenggara mengalami kenaikan yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 1,41 persen; dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,27 persen. 

Sedangkan tiga subsektor lainnya mengalami penurunan yaitu subsektor hortikultura sebesar 0,08 persen; subsektor peternakan sebesar 0,38 persen; dan subsektor perikanan sebesar 0,50 persen, demikian Edy Mahmud.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024