Kendari (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mengajak mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di kota itu, untuk menjadi pengawas partisipatif dalam setiap pemilu.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Bawaslu Kota Kendari, Sahinuddin usai menggelar Rapat Koordinasi peran serta stakeholder dalam pencegahan pelanggaran dan pidana pemilu atau pemilihan, di Kendari, Selasa.
"Mahasiswa itu adalah masyarakat cerdas. Mereka masyarakat intelek, dan kritis. Jadi dengan begitu mereka mampu mempengaruhi orang-orang di sekitar mereka, terutama pada keluarga mereka, menyampaikan apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan ketika Pemilu," katanya.
Dirinya optimistis, jika setiap mahasiswa di kota itu, memberikan edukasi politik kepada setiap keluarganya masing-masing, maka sedikit demi sedikit masyarakat akan sadar sehingga tidak ada lagi yang mau memilih karena uang (politik uang).
"Itu sudah cukup baik memberikan respon dan sebagainya, tinggal yang kita tingkatkan adalah bagaimana mereka juga mampu memberikan edukasi kepada keluarga mereka, itu yang kita inginkan," ungkapnya.
Menurutnya, peran mahasiswa cukup mempunyai andil yang besar dalam menciptakan pemilu yang jujur dan berintegritas di wilayah itu.
"Kita sadar bahwa mahasiswa di Kendari ini tidak murni semuanya masyarakat Kendari, tapi paling tidak apa yang kita lakukan di Kendari ketika mereka pulang ke daerahnya masing-masing juga bisa diterapkan, sehingga apa yang kita lakukan di Kota Kendari dapat berefek ke daerah lain," tuturnya.
Baca juga: Bawaslu minta Pemkot Kendari intens sosialisasi regulasi netralitas ASN
Selain mengajak mahasiswa, Sahinuddin mengungkapkan, bahwa pihaknya juga akan rutin melakukan pembinaan-pembinaan pada masyarakat di kota itu khususnya di setiap kelurahan, demi mencegah terjadinya pelanggaran Pemilu dikumudian hari.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Bawaslu Kota Kendari, Sahinuddin usai menggelar Rapat Koordinasi peran serta stakeholder dalam pencegahan pelanggaran dan pidana pemilu atau pemilihan, di Kendari, Selasa.
"Mahasiswa itu adalah masyarakat cerdas. Mereka masyarakat intelek, dan kritis. Jadi dengan begitu mereka mampu mempengaruhi orang-orang di sekitar mereka, terutama pada keluarga mereka, menyampaikan apa yang harus dilakukan dan tidak dilakukan ketika Pemilu," katanya.
Dirinya optimistis, jika setiap mahasiswa di kota itu, memberikan edukasi politik kepada setiap keluarganya masing-masing, maka sedikit demi sedikit masyarakat akan sadar sehingga tidak ada lagi yang mau memilih karena uang (politik uang).
"Itu sudah cukup baik memberikan respon dan sebagainya, tinggal yang kita tingkatkan adalah bagaimana mereka juga mampu memberikan edukasi kepada keluarga mereka, itu yang kita inginkan," ungkapnya.
Menurutnya, peran mahasiswa cukup mempunyai andil yang besar dalam menciptakan pemilu yang jujur dan berintegritas di wilayah itu.
"Kita sadar bahwa mahasiswa di Kendari ini tidak murni semuanya masyarakat Kendari, tapi paling tidak apa yang kita lakukan di Kendari ketika mereka pulang ke daerahnya masing-masing juga bisa diterapkan, sehingga apa yang kita lakukan di Kota Kendari dapat berefek ke daerah lain," tuturnya.
Baca juga: Bawaslu minta Pemkot Kendari intens sosialisasi regulasi netralitas ASN
Selain mengajak mahasiswa, Sahinuddin mengungkapkan, bahwa pihaknya juga akan rutin melakukan pembinaan-pembinaan pada masyarakat di kota itu khususnya di setiap kelurahan, demi mencegah terjadinya pelanggaran Pemilu dikumudian hari.