Kendari (ANTARA) - Stand Kabupaten Buton Utara (Butur) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) menampilkan produk unggulan beras merah Wakawondu organik pada ajang Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-39 di Kendari yang berlangsung 2-5 November 2019.

Staf Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Tenaga Kerja Buton Utara Febri, Senin  mengatakan, beras merah Wakawondu organik merupakan produk unggulan dari Buton Utara selain berkualitas juga sudah diekspor sampai ke Jerman.

"Beras ini diekspor ke Sulawesi hingga Papua bahkan sudah diekspor sampai ke Jerman," katanya.

Menurut di beras Wakawondu berasal dari padi lokal khas (heirloom sheed) yang ditanam di Buton Utara. Padi ladang yang ditanam secara turun-temurun kurang lebih 400 tahun tanpa menggunakan pupuk kimia dengan cara tradisional dan belum menggunakan mekanisasi pada proses produksi.

"Beras wakawondu yang habis terjual selama  pameran HPS sekitar 600 kilo gram dengan harga satuan Rp30 ribu hingga Rp35 ribu/kilogram. Selain beras merah kami menyediakan berbagai produk lain  yakni coklat, kacang mete goreng, kacang ijo," tuturnya.

Manfaat mengkomsumsi beras merah Wakawondu organik, tambahnya,  juga memberikan asupan energi, mencegah penyakit diabetes, melancarkan sistem pencernaan, menangkal senyawa radikal bebas, menjaga berat badan tetap ideal, mencegah terbentukan sel kanker, menurunkan kadar kolesterol. Stand pameran Kabupaten Buton Utara di lokasi peringatan HPS ke-39 Kota Kendari  (foto Antara/ Yaya La Ardi)

Bupati Buton Utara Abu Hasan dalam berbagai kegiatan mengatakan, di Buton Utara hingga saat ini ada sekitar 10 jenis komoditi beras unggulan yang kini dikembangkan petani di sejumlah kecamatan di daerah itu.

"Kalau sebelumnya beras merah hanya dikembangkan di dua kecamatan yakni Kambowa dan Kecamatan Bonegunu, maka selama 2-3 tahun terakhir sudah dikembangkan di hampir wilayah kecamatan di Buton Utara," ujar Abu Hasan yang juga Ketua DPW PDI Perjuangan Sultra.
 

Pewarta : Yaya La Ardi
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024