Kendari (ANTARA) - Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto melakukan peninjauan lokasi peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) di Desa Puudambu, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, Rabu.
Prihasto Setyanto yang didampingi Penjabat Sekretaris Daerah Sultra Mustari melakukan peninjauan pertama ke lokasi untuk landasan helikopter, selanjutnya meninjau lokasi panggung utama, dan terakhir melihat tanaman kakao.
Ia mengatakan tujuan kedatangan itu untuk memonitor bagaimana kesiapan pelaksanaan HPS 2019 di Sulawesi Tenggara.
"Jadi saya lihat Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara sudah kerja keras, kita lihat kesiapan sudah cukup bagus. Kalau saya lihat secara keseluruhan kesiapan lokasi ini sudah mencapai 50-60 persen. Tinggal beberapa hal yang perlu dilanjutkan," katanya.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Prihasto Setyanto (kiri), saat melihat sketsa lokasi pembuatan panggung utama perayaan HPS di Desa Puudambu, Kecamatan Angata, Konawe Selatan, Sultra, Rabu (16/10/2019). (ANTARA/Harianto)
Ia mengaku saat kunjungan bulan lalu, lokasi itu masih belantara. Lokasi itu salah satunya tempat yang akan dijadikan parkiran yang masih semak belukar.
"Bulan kemarin saya datang ke sini sekitar satu bulan yang lalu, di situ di lahan parkir masih semak belukar, belantara, sekarang sudah kelihatan sudah bersih. Helipad juga bulan lalu belum ada sekarang sudah kelihatan, artinya mereka sudah bekerja cepat untuk menyukseskan acara HPS ini," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan kehadiran Presiden Joko Widodo pada perayaan HPS untuk mendorong kembali masyarakat, khususnya para petani kakao dan sagu, meningkatkan produktivitasnya.
"Karena sagu merupakan kekayaan alam yang bisa menjadi salah satu alternatif pangan dalam menghadapi perubahan iklim, sehingga sagu ini perlu didorong lagi tingkat produktivitasnya," ujarnya.
Perayaan HPS di Sulawesi Tenggra, lanjutnya, akan dilaksanakan di dua tempat, yakni Desa Puudambu, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan dan kawasan MTQ Kota Kendari.
"Di Angata untuk areal kunjungan lapangan Presiden, termasuk gelar teknologi untuk panen kakao itu di sini tapi untuk pameran kita fakuskan di Kota Kendari, sementara untuk di Kabupaten Konawe Utara hanya sebagai untuk kunjungan diplomatik tur pengelolaan sagu," katanya.
Prihasto Setyanto yang didampingi Penjabat Sekretaris Daerah Sultra Mustari melakukan peninjauan pertama ke lokasi untuk landasan helikopter, selanjutnya meninjau lokasi panggung utama, dan terakhir melihat tanaman kakao.
Ia mengatakan tujuan kedatangan itu untuk memonitor bagaimana kesiapan pelaksanaan HPS 2019 di Sulawesi Tenggara.
"Jadi saya lihat Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara sudah kerja keras, kita lihat kesiapan sudah cukup bagus. Kalau saya lihat secara keseluruhan kesiapan lokasi ini sudah mencapai 50-60 persen. Tinggal beberapa hal yang perlu dilanjutkan," katanya.
Ia mengaku saat kunjungan bulan lalu, lokasi itu masih belantara. Lokasi itu salah satunya tempat yang akan dijadikan parkiran yang masih semak belukar.
"Bulan kemarin saya datang ke sini sekitar satu bulan yang lalu, di situ di lahan parkir masih semak belukar, belantara, sekarang sudah kelihatan sudah bersih. Helipad juga bulan lalu belum ada sekarang sudah kelihatan, artinya mereka sudah bekerja cepat untuk menyukseskan acara HPS ini," ungkapnya.
Ia juga menjelaskan kehadiran Presiden Joko Widodo pada perayaan HPS untuk mendorong kembali masyarakat, khususnya para petani kakao dan sagu, meningkatkan produktivitasnya.
"Karena sagu merupakan kekayaan alam yang bisa menjadi salah satu alternatif pangan dalam menghadapi perubahan iklim, sehingga sagu ini perlu didorong lagi tingkat produktivitasnya," ujarnya.
Perayaan HPS di Sulawesi Tenggra, lanjutnya, akan dilaksanakan di dua tempat, yakni Desa Puudambu, Kecamatan Angata, Kabupaten Konawe Selatan dan kawasan MTQ Kota Kendari.
"Di Angata untuk areal kunjungan lapangan Presiden, termasuk gelar teknologi untuk panen kakao itu di sini tapi untuk pameran kita fakuskan di Kota Kendari, sementara untuk di Kabupaten Konawe Utara hanya sebagai untuk kunjungan diplomatik tur pengelolaan sagu," katanya.