Kendari (ANTARA) - Institute Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), memanfaatkan "cyber public relation" sebagai strategi untuk membangun citra positif lembaga itu di mata publik.

Strategi itu dilakukan IAIN Kendari sebagai tuntutan zaman seiring perkembangan teknologi Informasi yang menyebabkan pergeseran perilaku publik dalam mengakses informasi dari media manual ke media digital.

Oleh karena itu, peningkatan aktifitas cyber public relation mesti didukung Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai, terutama pengelola informasi dan publikasi di tingkat Fakultas, Bagian dan Unit. Peningkatan Mutu SDM tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan pelatihan, workshop maupun sharing knowledge.

Atas dasar itulah, sehingga IAIN Kendari pada 2019, telah menganggarkan pelaksanaan Workshop Membangun Branding yang digelar di Aula Perpustakaan, 14-15 September 2019.

Kegiatan Workshop Membangun Branding itu diikuti oleh 30 peserta terdiri dari tim humas, pengelola website, pengelola radio Fajar IAIN Kendari dan para ketua lembaga kemahasiswaan dan dibuka oleh Rektor IAIN Kendari Prof. Dr. Faizah Binti Awad.

Prof Dr Faizah Binti Awad, mengatakan pihaknya komitmen untuk mendukung program branding sebagai salah satu upaya dalam rangka meningkatkan kepercayaan publik kepada lembaga perguruan tinggi islam ini.

"Kita perlu menyamakan persepsi dan membangun brand mindset sehingga memiliki kesadaran untuk mengkomunikasikan keunggulan kampus dalam rangka memperoleh kepercayaan publik terhadap kinerja sivitas akademika," kata rektor.

Rektor juga meminta kepada civitas akademika untuk menyatukan semangat menjaga citra kampus dan melakukan promosi baik secara personal maupun kelembagaan.

Sementara itu, Plt Kepala Biro Humas Sekretariat Jenderal Kemenag RI, Dr. Ali Rokhmad, pengelolaan branding lembaga pendidikan tinggi sama seperti lembaga bisnis yang bertujuan meyakinkan konsumen menggunakan produk yang dihasilkan.

Dalam kesempatan itu, Ali Rokhmad menawarkan tiga strategi dalam membangun branding antara lain dengan meningkatkan kualitas Tata Kelola Perguruan Tinggi, indikator tata kelola yang baik dapat diukur melalui aspek akuntabilitas, transparansi dan responsibilitas.

"Strategi berikutnya yang dapat dilakukan untuk branding melalui peningkatan prestasi mulai dari pencapaian akreditasi program studi, reputasi dosen dan mahasiswa maupun pengelolaan jurnal ilmiah," katanya.

Sedangkan strategi yang ketiga kata dia, adalah melalui pemanfaatan sistem informasi dan teknologi salah satunya memanfaatkan media digital untuk menginformasikan berbagai prestasi, kegiatan dan kebijakan yang dikeluarkan perguruan tinggi.

“Strategi branding tersebut dapat diwujudkan jika tim pengelola informasi mendapat dukungan anggaran yang memadai untuk melaksanakan programnya. Branding tidak akan maksimal apabila public relation dimanfaatkan hanya jika terjadi masalah,” ungkapnya.

Dukungan anggaran dibutuhkan untuk merancang program diferensiasi, melaksanakan program kerjasama dengan pihak eksternal, dan biaya operasional tim promosi yang bertugas untuk melakukan branding secara berkelanjutan.

Pembukaan kegiatan workshop membangun branding juga dihadiri oleh kepala Biro AUAK IAIN Kendari Dr. H. Nanang Fatchurrochman, M.Pd dan Kepala Bagian Umum Drs. Lamondo, M.Pd.I.

Kegiatan branding yang berlangsung dua hari juga diisi peguatan skill dasar dalam mengelola informasi publik antara lain produksi videografi dan fotografi. Materi tersebut dibawakan oleh praktisi sinematografi dan fotografi Tera Media Sultra, Asdar Yusuf. Skill Videografi dan Fotografi diperlukan karena menyesuaikan karakteristik publikasi masa kini terutama pada media sosial.

Peserta juga memperoleh materi berupa penguatan wawasan dan pemahaman branding serta cara menyusun strategi branding pada perguruan tinggi dari pemateri yang merupakan CEO Syafa’at Marketing Communication di Yogyakarta, Andika Dwi Jatmiko.

 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024