Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah tipis, adanya harapan negosiasi dagang Amerika Serikat dan China menahan tekanan lebih dalam.

Terpantau, rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah sebesar 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.065 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.050 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Future Ariston Tjendra di Jakarta Rabu mengatakan tawaran kesepakatan dagang dari China memberi optimisme pasar terhadap negosiasi dagang AS-Tiongkok yang akan berlangsung awal Oktober nanti, situasi itu menahan tekanan rupiah lebih dalam.

"China menawarkan untuk membeli produk-produk pertanian Amerika Serikat dan memperbaiki praktek hak kekayaan intelektual yang dikeluhkan AS," katanya.

Sebagai timbal baliknya, lanjut dia, China meminta AS untuk tidak menerapkan tarif untuk produk-produknya dan Huawei dapat berbisnis di AS.

Baca juga: Harga minyak naik setelah OPEC indikasikan pangkas produksi

"Tawaran itu memberikan harapan bahwa resolusi perang dagang dapat segera tercapai," katanya.

Ia mengatakan, para pejabat AS dan China sedianya akan bertemu pada pertengahan September ini untuk mempersiapkan pertemuan tingkat menteri yang akan berlangsung di awal Oktober nanti.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan rupiah juga masih diwarnai oleh kebijakan moneter dari hasil pertemuan bank sentral Eropa (ECB).

Dari dalam negeri, ia meyakini apabila pasar kembali bergolak akibat perang dagang dan Brexit maka BI siap untuk kembali membuat pasar bergairah dengan instrumen bauran kebijakan moneter. Selain itu amunisi terakhir adalah penurunan suku bunga acuan yang sudah dilakukan sebelumnya.

"Ke depan, BI dan pemerintah akan terus mendorong perekonomian dan pre emptive serta selalu waspada terhadap kondisi global dan terus membuat kebijakan yang akan mempermudah investor berinvestasi agar bisa masuk ke Indonesia," ujar Ibrahim.

Baca juga: China ajukan kasus tarif di WTO terhadap Amerika Serikat
Baca juga: China: Kami ingin cara 'Damai' selesaikan sengketa dagang AS


Pewarta : Zubi Mahrofi
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024