Tokyo (ANTARA) - Harga minyak naik di perdagangan Asia pada Senin pagi, setelah seorang pejabat Arab Saudi mengatakan tidak akan ada perubahan dalam kebijakan OPEC setelah Pangeran Abdulaziz bin Salman dijadikan menteri energi baru untuk negara pengekspor minyak mentah terbesar dunia itu, pada akhir pekan.
Harga sedang menuju kenaikan hari keempat dan juga didukung oleh komentar dari menteri energi Uni Emirat Arab yang mengatakan OPEC dan sekutunya berkomitmen untuk menyeimbangkan pasar minyak mentah.
Patokan global, minyak mentah berjangka Brent naik tujuh sen menjadi diperdagangkan di 61,61 dolar AS per barel pada pukul 01.06 GMT (08.06 WIB), sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate Amerika Serikat diperdagangkan 20 sen atau 0,3 persen lebih tinggi pada 56,72 dolar AS per barel.
“Tidak ada perubahan dalam minyak Saudi dan kebijakan OPEC. Pangeran Abdulaziz akan berupaya memperkuat kerja sama antara OPEC dan nonOPEC," kata seorang pejabat Saudi, Minggu (8/9/2019).
Baca juga: Kadis Transnaker Sultra: UMKM adalah pahlawan ekonomi
Raja Arab Saudi menunjuk putranya, Pangeran Abdulaziz bin Salman, sebagai menteri energi pada Minggu (8/9/2019), menggantikan Khalid al-Falih dan untuk pertama kalinya menyerahkan portofolio kepada anggota keluarga kerajaan.
Pangeran Abdulaziz telah lama menjadi anggota delegasi Saudi untuk Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Dia membantu menegosiasikan perjanjian saat ini antara OPEC dan negara-negara nonOPEC termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, untuk memotong pasokan minyak mentah global guna mendukung harga dan menyeimbangkan pasar.
Menteri Energi dan Industri UEA Suhail al-Mazrouei mengatakan pada Minggu (8/9/2019) bahwa anggota OPEC dan produsen nonOPEC berkomitmen untuk mencapai keseimbangan pasar minyak.
Ditanya tentang kemungkinan pengurangan produksi yang lebih dalam, menteri itu mengatakan pada konferensi pers di Abu Dhabi bahwa dia tidak khawatir dengan harga minyak saat ini, melainkan tingkat persediaan minyak.
Ketegangan perdagangan dan geopolitik lebih memengaruhi pasar daripada permintaan dan penawaran, kata Mazrouei, tetapi ia dengan cepat mengesampingkan langkah-langkah tergesa-gesa yang dipengaruhi oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
"Ketakutan akan permintaan yang lebih lambat (minyak) hanya akan terjadi jika ketegangan itu meningkat dan saya pribadi berharap itu tidak terjadi," kata Mazrouei kepada Reuters.
Baca juga: Ibu kota pindah, Kaltim bisa jadi penyumbang ekonomi nasional
Baca juga: China: Kami ingin cara 'Damai' selesaikan sengketa dagang AS
Harga sedang menuju kenaikan hari keempat dan juga didukung oleh komentar dari menteri energi Uni Emirat Arab yang mengatakan OPEC dan sekutunya berkomitmen untuk menyeimbangkan pasar minyak mentah.
Patokan global, minyak mentah berjangka Brent naik tujuh sen menjadi diperdagangkan di 61,61 dolar AS per barel pada pukul 01.06 GMT (08.06 WIB), sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate Amerika Serikat diperdagangkan 20 sen atau 0,3 persen lebih tinggi pada 56,72 dolar AS per barel.
“Tidak ada perubahan dalam minyak Saudi dan kebijakan OPEC. Pangeran Abdulaziz akan berupaya memperkuat kerja sama antara OPEC dan nonOPEC," kata seorang pejabat Saudi, Minggu (8/9/2019).
Baca juga: Kadis Transnaker Sultra: UMKM adalah pahlawan ekonomi
Raja Arab Saudi menunjuk putranya, Pangeran Abdulaziz bin Salman, sebagai menteri energi pada Minggu (8/9/2019), menggantikan Khalid al-Falih dan untuk pertama kalinya menyerahkan portofolio kepada anggota keluarga kerajaan.
Pangeran Abdulaziz telah lama menjadi anggota delegasi Saudi untuk Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Dia membantu menegosiasikan perjanjian saat ini antara OPEC dan negara-negara nonOPEC termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, untuk memotong pasokan minyak mentah global guna mendukung harga dan menyeimbangkan pasar.
Menteri Energi dan Industri UEA Suhail al-Mazrouei mengatakan pada Minggu (8/9/2019) bahwa anggota OPEC dan produsen nonOPEC berkomitmen untuk mencapai keseimbangan pasar minyak.
Ditanya tentang kemungkinan pengurangan produksi yang lebih dalam, menteri itu mengatakan pada konferensi pers di Abu Dhabi bahwa dia tidak khawatir dengan harga minyak saat ini, melainkan tingkat persediaan minyak.
Ketegangan perdagangan dan geopolitik lebih memengaruhi pasar daripada permintaan dan penawaran, kata Mazrouei, tetapi ia dengan cepat mengesampingkan langkah-langkah tergesa-gesa yang dipengaruhi oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
"Ketakutan akan permintaan yang lebih lambat (minyak) hanya akan terjadi jika ketegangan itu meningkat dan saya pribadi berharap itu tidak terjadi," kata Mazrouei kepada Reuters.
Baca juga: Ibu kota pindah, Kaltim bisa jadi penyumbang ekonomi nasional
Baca juga: China: Kami ingin cara 'Damai' selesaikan sengketa dagang AS