Konawe Selatan (ANTARA) - Pangkalan Udara (Lanud) Haluoleo membentuk keberanian, karakter, dan ketahanan fisik para peserta Program Siswa Mengenal Nusantara berasal dari Bangka Belitung lewat flying fox dan mounteneering.
Kepala Dinas Operasi Lanud Haluoleo, Mayor Lek Syamsul Rijal, di Konawe Selatan, Kamis, mengatakan kegiatan terkait dengan keterampilan itu bersifat semi militer dan bermanfaat bagi pembentukan karakter, fisik, dan mental yang baik.
"Kegiatan ini merupakan keterampilan semi militer dan pada dasarnya kegiatan ini merupakan cara melatih kedisiplinan mereka yang telah diajarkan sebelumnya secara teori, mengenai bela negara," kata dia.
Ia menjelaskan untuk berperan dalam bela negara, seseorang harus memiliki kondisi fisik yang bagus, mental yang kuat, serta ketahanan tubuh yang prima.
"Walaupun mereka jarang berlatih fisik, tetapi minimal kita bisa mengetahui atau dia bisa mengukur kemampuan dia, dalam melaksanakan suatu kegiatan yang sifatnya semi militer," katanya.
Peserta SMN asal Bangka Belitung bersama pendamping pihak Lanud Haluoleo. (ANTARA/Harianto)
Dia mengatakan keamanan flying fox dan mounteneering sudah terjamin, karena sudah berkali-kali dilakukan pengecekan.
Sebelum dilaksanakan kegiatan tersebut, kata dia, juga sudah dilaksanakan tes terlebih dahulu sehingga dinyatakan aman.
Syamsul Rijal berharap, para peserta SMN asal Bangka Belitung bisa selalu serius, bersemangat, serta bisa menanamkann dalam diri mereka untuk menjadi komponen dalam bela negara
Instruktur flying fox yang juga Kasubsi Base Rescue Lanud Haluoleo Lettu Tek Agung Junaedi mengatakan kegiatan itu salah satu h cara menghilangkan ketakutan seseorang terhadap tempat dengan ketinggian tertentu.
Sarana flying fox di lanud setempat menggunakan dua tali untuk menghilangkan rasa takut dan menjamin keamaan pemakainya.
"Flying fox di Lanud Haluoleo digunakan dua tali, dalam artian untuk keamanan lebih 'sefty', jadi jika satu tali putus maka masih aman sampai finis di bawah. Untuk perawatan betul-betul 'sefty', setiap minggu kita cek untuk di pen sampai di bawah agar tidak terjadi pengaratan," katanya.
Kepala Dinas Operasi Lanud Haluoleo, Mayor Lek Syamsul Rijal, di Konawe Selatan, Kamis, mengatakan kegiatan terkait dengan keterampilan itu bersifat semi militer dan bermanfaat bagi pembentukan karakter, fisik, dan mental yang baik.
"Kegiatan ini merupakan keterampilan semi militer dan pada dasarnya kegiatan ini merupakan cara melatih kedisiplinan mereka yang telah diajarkan sebelumnya secara teori, mengenai bela negara," kata dia.
Ia menjelaskan untuk berperan dalam bela negara, seseorang harus memiliki kondisi fisik yang bagus, mental yang kuat, serta ketahanan tubuh yang prima.
"Walaupun mereka jarang berlatih fisik, tetapi minimal kita bisa mengetahui atau dia bisa mengukur kemampuan dia, dalam melaksanakan suatu kegiatan yang sifatnya semi militer," katanya.
Dia mengatakan keamanan flying fox dan mounteneering sudah terjamin, karena sudah berkali-kali dilakukan pengecekan.
Sebelum dilaksanakan kegiatan tersebut, kata dia, juga sudah dilaksanakan tes terlebih dahulu sehingga dinyatakan aman.
Syamsul Rijal berharap, para peserta SMN asal Bangka Belitung bisa selalu serius, bersemangat, serta bisa menanamkann dalam diri mereka untuk menjadi komponen dalam bela negara
Instruktur flying fox yang juga Kasubsi Base Rescue Lanud Haluoleo Lettu Tek Agung Junaedi mengatakan kegiatan itu salah satu h cara menghilangkan ketakutan seseorang terhadap tempat dengan ketinggian tertentu.
Sarana flying fox di lanud setempat menggunakan dua tali untuk menghilangkan rasa takut dan menjamin keamaan pemakainya.
"Flying fox di Lanud Haluoleo digunakan dua tali, dalam artian untuk keamanan lebih 'sefty', jadi jika satu tali putus maka masih aman sampai finis di bawah. Untuk perawatan betul-betul 'sefty', setiap minggu kita cek untuk di pen sampai di bawah agar tidak terjadi pengaratan," katanya.