Kendari (ANTARA) - Dinas Perhubungan Sulawesi Tenggara memperingatkan nahkoda agar tidak mengangkut barang dan penumpang melebihi kapasitas dalam suasana mudik menjelang perayaan Idul Adha 1440 H.

Kepala Dinas Perhubungan Sultra, Hado Hasina di Kendari, Jumat mengatakan situasi mudik Idul Adha berbeda dengan mudik Idul Fitri yang lebih padat.

Meskipun arus mudik Idul Adha tidak sepadat mudik Idul Fitri tetapi penyedia jasa transportasi berkomitmen memberikan pelayanan optimal kepada pemudik, kata Hado.

Hado menjelaskan bahwa seluruh jalur penyeberangan antar wilayah se-Sultra sudah terkoneksi menggunakan sarana transportasi kapal fery.

Pintu masuk dan keluar Sultra, seperti pelabuhan penyeberangan fery di Kolaka (Sultra) - Bajoe (Sulsel) dan Lasiwa (Sulsel) - Tobaku (Kolaka Utara, Sultra) sudah berfungsi sejak beberapa tahun lalu.

Demikian halnya dengan jalur penyeberangan angkutan dalam wilayah Sultra, yakni penyeberangan Amolengo(daratan Kendari) - Labuan (daratan Buton), Torobulu (daratan Kendari- Tampo (daratan Muna), Wamengkoli (daratan muna) - Murhum (kota Bau Bau), Sikeli (pulau Kabaena) - Murhum (Kota Bau Bau) dan Lasalimu (daratan Buton) - Wangi Wangi (Kabupaten Wakatobi.

"Jika saat mudik ada informasi penumpukan calon penumpang maka segera dikoordinasikan dengan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) untuk penambahan rute pelayanan," katanya.

Bahkan, disiapkan skenario kerjasama penambahan armada angkutan tidak hanya melalui ASDP, tetapi penambahan kapal pun juga bisa melalui jasa perusahaan kapal swasta atas izin gubernur.

Tiga jalur penyeberangan padat, yakni Amolengo - Labuan, Torobulu - Tampo dan Kolaka - Bajoe diprediksi tidak akan terjadi penumpukkan penumpang karena cukup panjang waktu yang tersedia untuk keperluan mudik.

Dia mengimbau awak kapal dan penumpang yang melakukan pelayaran agar mewaspadai gelombang tinggi dan angin kencang.

"Saya juga mengimbau seluruh petugas pelabuhan agar mengingatkan awak kapal untuk menunda keberangkatan bila terjadi gelombang tinggi karena mengancam keselamatan," katanya.

Jalur penyeberangan yang kerap terjadi gelombang tinggi, yakni penyeberangan pelabuhan Kolaka-Bajoe, rute pelayaran Kendari-Wanci, dan Kendari-Menui (Sulteng).

"Jangan berlayar saat cuaca buruk dan pemilik kapal menyiapkan alat keselamatan. Jangan mengangkut penumpang dan barang melebihi daya angkut kapal," ujarnya.

Prakiraan cuaca yang dirilis BMKG tentang kondisi cuaca perairan dapat menjadi rujukan sebelum berlayar.

Pewarta : Sarjono
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024