Kupang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, menemukan satu warga di Titehena, Desa Lewo Ingo meninggal akibat terkena gigitan anjing rabies.
"Saya lupa namanya. Kebetulan saya lagi tidak di kantor. Tetapi ada satu korban gigitan anjing yang meninggal di wilayah Kecamatan Titihena," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Flores Timur Sudirman Kia kepada Antara saat dihubungi dari Kupang, Jumat (9/8).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan kasus rabies di Flores Timur di mana kabupaten itu menjadi salah satu kabupaten di Flores yang ditetapkan sebagai daerah endemis rabies.
Ia mengatakan korban yang tergigit oleh anjing itu kata dia tidak langsung ke Puskesmas untuk memeriksa luka gigitannya.
"Sehingga saat diperiksa bisa langsung mendapatkan vaksin mencegah penyebaran virus," tambah Sudirman Kia.
Pria yang biasa disapa dengan sebutan Dir itu menambahkan sampai dengan saat ini terhitung dari Januari hingga Juni jumlah kasus warga yang kena gigitan anjing sudah mencapai 948 kasus.
Banyaknya kasus gigitan hewan penular rabies itu kata dia mengakibatkan permintaan vaksin rabies semakin bertambah.
Sehingga sampai dengan saat ini stok vaksin rabies hanya mencapai 600-an saja, yang hanya mampu bertahan dua sampai tiga bulan ke depan.
"Saya sudah minta ke pusat, tetapi ternyata habis. Jadi saya minta ke provinsi untuk membantu kami," tutur dia.
Stok vaksin yang ada kata dia sudah didistribusikan ke sejumlah kecamatan di Kabupaten itu yang jumlah puskesmasnya mencapai 21 unit.
"Saya lupa namanya. Kebetulan saya lagi tidak di kantor. Tetapi ada satu korban gigitan anjing yang meninggal di wilayah Kecamatan Titihena," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Flores Timur Sudirman Kia kepada Antara saat dihubungi dari Kupang, Jumat (9/8).
Hal ini disampaikannya berkaitan dengan kasus rabies di Flores Timur di mana kabupaten itu menjadi salah satu kabupaten di Flores yang ditetapkan sebagai daerah endemis rabies.
Ia mengatakan korban yang tergigit oleh anjing itu kata dia tidak langsung ke Puskesmas untuk memeriksa luka gigitannya.
"Sehingga saat diperiksa bisa langsung mendapatkan vaksin mencegah penyebaran virus," tambah Sudirman Kia.
Pria yang biasa disapa dengan sebutan Dir itu menambahkan sampai dengan saat ini terhitung dari Januari hingga Juni jumlah kasus warga yang kena gigitan anjing sudah mencapai 948 kasus.
Banyaknya kasus gigitan hewan penular rabies itu kata dia mengakibatkan permintaan vaksin rabies semakin bertambah.
Sehingga sampai dengan saat ini stok vaksin rabies hanya mencapai 600-an saja, yang hanya mampu bertahan dua sampai tiga bulan ke depan.
"Saya sudah minta ke pusat, tetapi ternyata habis. Jadi saya minta ke provinsi untuk membantu kami," tutur dia.
Stok vaksin yang ada kata dia sudah didistribusikan ke sejumlah kecamatan di Kabupaten itu yang jumlah puskesmasnya mencapai 21 unit.