Kendari (ANTARA) - Mahasiswa dari berbagai universitas di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara mengapresiasi seminar sejarah kebudayaan serta pameran museum yang digelar UPTD Museum dan Taman Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sultra dipusatkan di gedung kesenian setempat, Selasa.

Salah seorang mahasiswa Jurusan Sejarah Universitas Haluoleo (UHO) Kendari, Evi (22), mengaku pertama kali ikut dalam seminar sekaligus terlibat pameran sejumlah koleksi yang dimiliki Museum Sultra.

"Saya senang ikut sebagai peserta seminar kali ini. Kebetulan saya dari mahasiswa sejarah yang membutuhkan ilmu dan pengetahuan terhadap sejarah kebudayaan yang ada di Sulawesi Tenggara ini," ujarnya.

Enal (23), mahasiswa lainnya juga senang mengikuti seminar dan pameran museum karena tepat dengan jurusan yang diambil di bangku kuliahnya.

"Yang membuat kami senang mengikuti seminar tentang sejarah kebudayaan Sultra ini adalah, narasumber yang dihadirkan adalah orang-orang yang ahli di bidangnya," ujar mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah (Unim) Kendari itu.

Para mahasiswa UHO maupun UMK juga mendapat bimbingan dan pengarahan dari salah satu pejabat Museum Sultra, Yustinus Latuanda, terkait dengan tata cara mengelola dan merawat benda dan koleksi museum.

Narasumber yang hadir pada seminar hari pertama, di antaranya Dr Basrin Melamba, Dr Ajemain dan Dr Sandi Susesno, ketiganya ahli sejarah dan arkeologi yang mengangkat tema terkait dengan sejarah singkat Suku Tolaki di Koanwe.

Seminar terkait dengan sejarah kebudayaan Mororene menghadirkan narasumber Asrun Lio,M.Hum Ph,D. dan Dr Rekson S Limba, sedangkan untuk sejarah Buton Muna Prof Laniampe, Dr Aslim, dan Dr, La Janu. Para narasumber (dari kiri ke kanan), moderator, Sandi Suseno, Ajeman, dan Basrin Melamba saat membawakan materi dalam Seminar Sejarah Kebudayaan Tolaki di Gedung Kesenian Taman Budaya Kendari, Selasa (25/6). (ANTARA/Azis Senong)

Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Dinas Pendidikan Sultra Dody Syahrulsyah mengatakan seminar sejarah kebudayaan dan pameran museum merupakan agenda rutian tahunan dengan menghadirkan para dosen dan pakar sebagai nara sumber yang ahli di bidangnya.

Peserta kegiatan, katanya, selain kalangan mahasiswa di Kota Kendari dan luar daerah itu, juga para guru mata pelajaran Sejarah dan Antropologi.

Ia mengatakan seminar tahun ini dilaksanakan selama empat hari, yakni hari pertama seminar terkait dengan sejarah kebudayaan Tolaki, hari kedua sejarah kebudayaan Suku Moronene, hari ketiga sejarah kebudayaan Suku Muna, dan hari keempat sejarah kebudayaan Suku Buton/Wolio.

"Yang pasti bahwa kegiatan seminar yang kita kemas dalam bentuk sederhana ini bisa memberikan nilai positif bagi pembangunan bidang kebudayaan masyarakat, khususnya adik-adik mahasiswa, sekaligus ikut mewujudkan visi misi Pemerintahan Provinsi Sultra di bawah Gubernur dan Wakil Gubernur Ali Mazi-Lukman Abunawas, yakni terwujudnya Sulawesi Tenggara yang aman, maju, sejahtera, bermartabat, dan berbudaya.

Pameran museum yang dipusatkan di salah satu gedung pameran menampilkan berbagai koleksi sejarah kebudayaan daerah, koleksi tokoh-tokoh perjuangan nasional, keramik zaman dahulu, dan foto era Orde Baru ke Reformasi.
 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024