Kendari (ANTARA) - Seseorang yang mengunyah makanan perlahan mungkin nampak melelahkan, padahal cara itu bisa bermanfaat, salah satunya menurunkan berat badan.
Pengunyahan makan secara perlahan akan membantu penyerapan nutrisi yang lebih baik, tingkat stress berkurang, dan pencernaan lebih lancar, demikian dilansir Medical Daily, Rabu (19/6).
Dalam sebuah penelitian di Iowa Amerika Serikat, sebanyak 45 orang dewasa dengan berat badan normal dan obesitas dilibatkan dalam uji klinis acak.
Para peneliti lalu meminta mereka pertama kali mengunyah pizza saat makan siang dengan tingkatan berbeda-beda, 100 persen, 150 persen, dan 200 persen.
Partisipan yang mengunyah makanan pada tingkat 150 persen dan 200 persen, asupan makanan yang masuk pencernaan mereka turun masing-masing sebesar 9,5 persen dan 14,8 persen.
Baca juga: Terlalu higienis, anak malah mudah sakit
Dalam studi lain yang bertujuan menyelidiki efek mengunyah pada keseimbangan hormon dan tingkat energi, mengunyah lebih banyak menyebabkan penurunan tingkat energi dan penurunan kadar ghrelin.
Setelah Anda mencerna makanan, hormon ghrelin ditekan karena otak menerima sinyal perut penuh sehingga mengurangi nafsu makan.
Di sisi lain, ada penelitian yang dilakukan peneliti dari School of Public Health in Harbin Medical University, China yang melibatkan 16 pria kurus dan 14 pria gemuk.
Mereka menemukan, mengunyah yang lambat memberi otak waktu yang cukup untuk memproses informasi makanan telah dikonsumsi.
Penurunan berat badan dipicu mengunyah secara perlahan karena otak menerima sinyal sementara bagian tubuh yang berbeda berkoordinasi untuk meredam rasa lapar.
Baca juga: Nafsu makan orang Indonesia meningkat saat Ramadhan dan Lebaran
Baca juga: Manfaat minum air hangat, turunkan berat badan hingga usir racun
Baca juga: Gangguan tidur setara 215 hari percepatan usia
Pengunyahan makan secara perlahan akan membantu penyerapan nutrisi yang lebih baik, tingkat stress berkurang, dan pencernaan lebih lancar, demikian dilansir Medical Daily, Rabu (19/6).
Dalam sebuah penelitian di Iowa Amerika Serikat, sebanyak 45 orang dewasa dengan berat badan normal dan obesitas dilibatkan dalam uji klinis acak.
Para peneliti lalu meminta mereka pertama kali mengunyah pizza saat makan siang dengan tingkatan berbeda-beda, 100 persen, 150 persen, dan 200 persen.
Partisipan yang mengunyah makanan pada tingkat 150 persen dan 200 persen, asupan makanan yang masuk pencernaan mereka turun masing-masing sebesar 9,5 persen dan 14,8 persen.
Baca juga: Terlalu higienis, anak malah mudah sakit
Dalam studi lain yang bertujuan menyelidiki efek mengunyah pada keseimbangan hormon dan tingkat energi, mengunyah lebih banyak menyebabkan penurunan tingkat energi dan penurunan kadar ghrelin.
Setelah Anda mencerna makanan, hormon ghrelin ditekan karena otak menerima sinyal perut penuh sehingga mengurangi nafsu makan.
Di sisi lain, ada penelitian yang dilakukan peneliti dari School of Public Health in Harbin Medical University, China yang melibatkan 16 pria kurus dan 14 pria gemuk.
Mereka menemukan, mengunyah yang lambat memberi otak waktu yang cukup untuk memproses informasi makanan telah dikonsumsi.
Penurunan berat badan dipicu mengunyah secara perlahan karena otak menerima sinyal sementara bagian tubuh yang berbeda berkoordinasi untuk meredam rasa lapar.
Baca juga: Nafsu makan orang Indonesia meningkat saat Ramadhan dan Lebaran
Baca juga: Manfaat minum air hangat, turunkan berat badan hingga usir racun
Baca juga: Gangguan tidur setara 215 hari percepatan usia