Kendari (ANTARA) - Tentara Nasional Indonesia melalui Korem 143 Halooleo akan melakukan program pencetakan sawah baru seluas 750 hektare tahun 2019 di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Danrem 143 Haluoleo, Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto, saat menghadiri Rakornis Kemitraan 2019 BKKBN Sultra di Kendari, Rabu, mengatakan pencetakan sawah baru tersebut tersebar pada tiga daerah yakni Kabupaten Muna, Kolaka dan Kota Kendari.
"Kabupaten Muna 100 hektare, Kabupaten Kolaka 150 hektare dan selebihnya di Kota Kendari pada dua titik," katanya.
Ia mengatakan, program pencetakan sawah baru tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan TNI terhadap ketahanan pangan seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.
"Tujuannya semata untuk imbangi adanya pertumbuhan penduduk di Sultra. Upaya ini tentunya untuk cegah terjadinya konflik sosial," katanya.
Menurut dia, kalau penduduk terus tumbuh tetapi tidak diimbangi ketahanan pangan dan energi, maka bisa terjadi konflik sosial.
"Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam dan energi, ke depan bisa menjadi rebutan bagi pihak luar yang sedang krisis pangan dan krisis energi, dan ini menjadi ancaman ke depan," katanya.
Danrem 143 Haluoleo, Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto, saat menghadiri Rakornis Kemitraan 2019 BKKBN Sultra di Kendari, Rabu, mengatakan pencetakan sawah baru tersebut tersebar pada tiga daerah yakni Kabupaten Muna, Kolaka dan Kota Kendari.
"Kabupaten Muna 100 hektare, Kabupaten Kolaka 150 hektare dan selebihnya di Kota Kendari pada dua titik," katanya.
Ia mengatakan, program pencetakan sawah baru tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan TNI terhadap ketahanan pangan seiring dengan laju pertumbuhan penduduk.
"Tujuannya semata untuk imbangi adanya pertumbuhan penduduk di Sultra. Upaya ini tentunya untuk cegah terjadinya konflik sosial," katanya.
Menurut dia, kalau penduduk terus tumbuh tetapi tidak diimbangi ketahanan pangan dan energi, maka bisa terjadi konflik sosial.
"Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam dan energi, ke depan bisa menjadi rebutan bagi pihak luar yang sedang krisis pangan dan krisis energi, dan ini menjadi ancaman ke depan," katanya.