Kendari (ANTARA) - Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Kadatua, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) kondisinya sangat memprihatinkan karena sejumlah ruang kelas sudah rusak sehingga sangat membahayakan bagi siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Staf Suvervisi Diknas Sultra, Samsiar Azis di Kendari, Senin, mengatakan prihatin melihat kondisi sekolah SMA pertama di daerah itu yang dibangun belasan tahun silam, namun hingga kini belum pernah mendapat bantuan anggaran untuk perbaikan.
"Kasihan sekolah itu. Beberapa bangunan dan ruang kelasnya rusak parah dan belum pernah sama sekali tersentuh dengan perbaikan. Saya kuatir jika hingga 2020 mendatang belum juga diperbaiki, dikuatirkan akan berdampak bagi siswa yang ada di sekolah itu," ujarnya.
Hasil penelusuran di sekolah, lanjut Samsiar, ada beberapa ruang kelas yang atapnya serta langit-langit (plafon) sekolah itu sudah jatuh dilantai karena
sebagian balok dan kaso atap dimakan rayap karena usianya cukup lama.
Kepala SMA Negeri I Kadatua, Nazlim S Pd, mengaku bahwa dari 13 ruang kelas, beberapa ruangan belajar yang rusak parah meskipun ruang perpustakaan dan ruang laboratorium masih dinilai layak digunakan.
Tim supervisi Diknas Sultra (kanan), Samsiar Azis bersama Kepala Sekolah SMA I Kadatua, Nazlim, SPd (tengah) bersama salah seorang guru. (Foto Antara/ Azis Senong)
"Kami berharap, bila ada bantuan rehab tahun ini atau paling lambat 2020, kami prioritaskan ruang kelas yang ditempati belajar bagi siswa yang akan mengakhiri sekolah di SMA ini," katanya.
SMA Negeri I Kadatua yang dibangun di atas lahan hampir dua hektare persegi itu terdiri dari empat gedung dengan jumlah siswa hingga saat ini sebanyak 298 siswa terdiri dari 131 siswa laki-laki dan 167 perempuan dengan jumlah guru sebanyak 20 orang.
Staf Suvervisi Diknas Sultra, Samsiar Azis di Kendari, Senin, mengatakan prihatin melihat kondisi sekolah SMA pertama di daerah itu yang dibangun belasan tahun silam, namun hingga kini belum pernah mendapat bantuan anggaran untuk perbaikan.
"Kasihan sekolah itu. Beberapa bangunan dan ruang kelasnya rusak parah dan belum pernah sama sekali tersentuh dengan perbaikan. Saya kuatir jika hingga 2020 mendatang belum juga diperbaiki, dikuatirkan akan berdampak bagi siswa yang ada di sekolah itu," ujarnya.
Hasil penelusuran di sekolah, lanjut Samsiar, ada beberapa ruang kelas yang atapnya serta langit-langit (plafon) sekolah itu sudah jatuh dilantai karena
sebagian balok dan kaso atap dimakan rayap karena usianya cukup lama.
Kepala SMA Negeri I Kadatua, Nazlim S Pd, mengaku bahwa dari 13 ruang kelas, beberapa ruangan belajar yang rusak parah meskipun ruang perpustakaan dan ruang laboratorium masih dinilai layak digunakan.
"Kami berharap, bila ada bantuan rehab tahun ini atau paling lambat 2020, kami prioritaskan ruang kelas yang ditempati belajar bagi siswa yang akan mengakhiri sekolah di SMA ini," katanya.
SMA Negeri I Kadatua yang dibangun di atas lahan hampir dua hektare persegi itu terdiri dari empat gedung dengan jumlah siswa hingga saat ini sebanyak 298 siswa terdiri dari 131 siswa laki-laki dan 167 perempuan dengan jumlah guru sebanyak 20 orang.