Kendari (Antaranews Sultra) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tenggara mendorong program literasi digital kepada kalangan komunitas media sosial untuk mencegah radikalisme dan terorisme yang meresahkan.
Ketua FKPT Sultra Muslim di Kendari, Jumat mengatakan Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT) melalui FKPT di daerah mengedukasi masyarakat untuk menangkal paham radikal melalui media sosial.
"Sosialisasi sebagai upaya mencegah radikalisme dan terorisme sudah berjalan sejak beberapa tahun lalu dengan menyasar seluruh elemen masyarakat. Program pencegahan paham terlarang terus berjalan karena mengancam ketentraman," kata Muslim.
FKPT menilai era digitalisasi dewasa ini menjadi tantangan serius bagi generasi bangsa untuk mencegah paham yang mengancam keutuhan NKRI.
"Saat ini penyebaran ajaran kebencian, radikalisme maupun rekrutmen pelaku teror sudah melalui dunia maya. Media sosial menjadi sarana empuk oknum yang tidak bertanggungjawab," katanya. ?
Pengamat media Dr Ahmadi mengajak pemimpin media maupun wartawan menghasilkan karya untuk merawat NKRI yang ditakdirkan berbeda bahasa, suku, agama dan golongan.
? "Andil pers menjaga NKRI sangat besar. Kata orang bahwa siapa yang menguasai informasi maka dialah yang memenangkan persaingan. Kita berharap persaingan untuk keuntuhan bangsa," katanya.
Ia mengimbau semua pihak cermat dalam menyebarkan informasi agar tidak menimbulkan penafsiran yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
"Sehari-hari kita disuguhi beragam informasi yang perlu diuji kebenarannya sebelum disebarkan. Jangan ikut menyebarkan berita bohong," katanya.
Ketua FKPT Sultra Muslim di Kendari, Jumat mengatakan Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT) melalui FKPT di daerah mengedukasi masyarakat untuk menangkal paham radikal melalui media sosial.
"Sosialisasi sebagai upaya mencegah radikalisme dan terorisme sudah berjalan sejak beberapa tahun lalu dengan menyasar seluruh elemen masyarakat. Program pencegahan paham terlarang terus berjalan karena mengancam ketentraman," kata Muslim.
FKPT menilai era digitalisasi dewasa ini menjadi tantangan serius bagi generasi bangsa untuk mencegah paham yang mengancam keutuhan NKRI.
"Saat ini penyebaran ajaran kebencian, radikalisme maupun rekrutmen pelaku teror sudah melalui dunia maya. Media sosial menjadi sarana empuk oknum yang tidak bertanggungjawab," katanya. ?
Pengamat media Dr Ahmadi mengajak pemimpin media maupun wartawan menghasilkan karya untuk merawat NKRI yang ditakdirkan berbeda bahasa, suku, agama dan golongan.
? "Andil pers menjaga NKRI sangat besar. Kata orang bahwa siapa yang menguasai informasi maka dialah yang memenangkan persaingan. Kita berharap persaingan untuk keuntuhan bangsa," katanya.
Ia mengimbau semua pihak cermat dalam menyebarkan informasi agar tidak menimbulkan penafsiran yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
"Sehari-hari kita disuguhi beragam informasi yang perlu diuji kebenarannya sebelum disebarkan. Jangan ikut menyebarkan berita bohong," katanya.