Baubau (ANTARANews Sultra) - Kota Baubau satu-satunya daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara yang menyelenggarakan peringatan Hari Disabilitas tahun 2018.

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kota Baubau, Lia Amalia Muchlisi di Baubau, Senin mengatakan, sejak diawal tahun pihaknya sudah mengadakan advokasi pelayanan publik bagi penyandang disabilitas.

"Jadi sepanjang tahun ini kita evaluasi apa-apa saja yang dilakukan pemerintah termasuk respon stakeholder lain. Ternyata respon terhadap disabilitas meningkat drastis, seperti DPRD dan rumah sakit banyak mengarahkan dengan dukungan yang sangat bagus," ujarnya.

Peringatan Hari Disabilitas tingkat Kota Baubau sekaligus penyerahan bantuan, kata dia, tidak hanya bantuan dari Pemkot Baubau sendiri, termasuk melalui dekonsentrasi provinsi dan APBN pusat.

"Peringatan hari disabilitas ini kita satu-satunya di Sultra yang adakan. Ke depan juga akan lebih banyak lagi bantuan yang diberikan," katanya.

Bantuan yang diserahkan kepada penyandang disabilitas itu berupa alat bantu dengar 23 unit, serta 16 unit untuk lanjut usia. Kemudian dari anggaran dekonsentrasi provinsi untuk personal penyandang terdapat 23 unit berupa alat dengar, tongkat penyangga, dan kursi roda. Wali Kota Baubau, Dr AS Tamrin menyerahkan bantuan kepada penyandang disabilitas dan lansia terlantar pada peringatan Hari Disabilitas tingkat Kota Baubau 2018, di Baubau. (Foto Antara/ Yusran) Sedangkan bagi lembaga seperti Sekolah Luar Biasa (SLB) dan panti anak, kata Lia, sebanyak 56 paket yang terdiri dari lemari, seprei, selimut dan kasur.

"Kalau bantuan dari pusat seharusnya sudah diserahkan pada peringatan hari disabilitas ini, tapi masih dalam proses pengiriman sehingga itu akan diserahkan pada 24 Desember 2018 atau hari ibu," katanya.

Bantuan dari pemeritah pusat ?sebanyak 99 unit itu, kata dia, berupa kurang lebih sama seperti bantuan dari Provinsi dan Pemkot Baubau diantaranya, kursi roda, tongkat penyangga, kacamata, dan alat bantu dengar.

Sedangkan untuk tahun 2019, bantuan bagi penyandang kekurangan fisik itu jauh lebih banyak yakni tiga jenis bantuan seperti sarana prasarana kamar yang sudah dikomitmen pihaknya bersama pemerintah pusat.

"Untuk bantuan kami mengusahakan dari berbagai sumber yang tidak hanya dari APBN pusat," katanya.

Sementara, salah seorang penyandang disabilitas, Parman menaruh harapan agar pemerintah lebih memperhatikan para kaum penyandang kelurangan fisik tersebut. "Harapan saya semoga bukan hanya sebatas ini tapi kalau bisa kami dibantu juga untuk modal untuk berusaha," ujar warga Kelurahan Karya Baru Kecamatan Sorawolio ini.

Pewarta : Yusran
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024