Kendari (Antaranews Sultra) - Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka memperoleh hibah tanah seluas 40 hektare untuk pengembangan kampus II di wilayah Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Rektor USN Dr Azhari di Kendari, Minggu, mengatakan infrastruktur kampus utama USN yang terletak di pusat Kota Kolaka tidak memungkinkan lagi dikembangkan karena lahan yang ada hanya seluas satu hektare.

"USN terus berkembang, baik jumlah mahasiswa, dosen, program studi hingga sarana pendukung perkualiahan lainnya. Statusnya pun sudah berubah dari swasta menjadi negeri sejak tahun 2016 lalu," kata Azhari.

Pemerintah Kabupaten Bombana mendukung kehadiran kampus USN di wilayah tersebut karena membuka peluang seluas-luasnya bagi tamatan Sekolah Menengah Umum (SMU) sederajat maupun kalangan pegawai negeri maupun swasta untuk melakukan pendidikan.

Secara geografis lokasi kampus II USN yang beralamat di Kecamatan Poleang Barat (dulu wilayah kabupaten Buton) strategis karena dapat menarik minat calon mahasiswa dari Kabupaten Bombana, Konawe Selatan, Buton Tengah, Muna, Muna Barat dan Buton Selatan.

Lahan seluas 40 haktare adalah hibah dari masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Bombana. Lokasinya bukan kawasan hutan tetapi tanah bersertifikat yang dihibahkan masyarakat, kata Azhari.

Rektor USN mengakui ada beberapa pihak yang tidak sependapat dengan rencana USN mengembangkan Kampus II di Bombana, karena pembangunan Kampus I di Tanggetada belum selesai.

"Sebagimana saya katakan bahwa USN terus berkembang sehingga mengapresiasi masyarakat pemilik lahan dan pemerintah Bombana yang menghibahkan tanahnya. Kampus I USN yang berdiri diatas lahan seluas 30 hektare di Tangketada, Kabupaten Kolaka segera rampung," katanya.

Pembangunan Kampus II di Bombana bukan untuk kepentingan dirinya, namun untuk kepentingan negara dan daerah karena hibah tanah seluas 40 haktare menguntungkan negara.

Selain itu, kehadiran Kampus II USN di Bombana dapat menyerap lebih banyak tamatan SMA di daerah sekitar untuk melanjutkan kuliah, tanpa harus keluar ke daerah yang lebih jauh untuk menjalani kuliah.

Pewarta : Sarjono
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024