Wangiwangi (Antaranews Sultra) - Ritual adat Kansoda'a menjadi moment yang paling ditunggu yang ikut memeriahkan 
pembukaan Wakatobi Wonderful Festival and Expo alias Wakatobi Wave 2018 yang berlangaung di Lapangan Merdeka Wangiwangi, Minggu.
     
Atraksi itu menjadi moment yang paling banyak menyita perhatian masyarakat termasuk Asisten Deputi Strategi Komunikasi Pemasaran I Kementerian Pariwisata Hariyanto, Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi, dan Bupati Wakatobi Arhawi dan puluhan ribu warga yang memadati tempat itu.
   
 Dalam ritual adat Kansoda’a, para wanita didandani dengan pakaian adat lengkap dengan aksesoris berwarna cerah.
     
Para perempuan belia itu duduk di atas tandu kayu berukuran besar dan diarak sepanjang rute kemudian finish di lokasi pembukaan yang juga melewati panggung utama.
       
Sepanjang jalan, para pengiring dan pemikul tandu mereka akan bernyanyi dan berteriak-teriak, kemudian mereka juga mengguncangkan tandu ke segala arah, meskipun bobot tandu tidak ringan karena ada gadis yang duduk.
     
Bupati Wakatobi, Arhawi, menjelaskan, bahwa sekali seumur hidup, setiap perempuan Wakatobi akan melalui prosesi Kansoda’a ketika beranjak dewasa.
     
"Ritual adat ini biasanya diadakan setelah Hari Raya Lebaran. Mereka didandani dengan pakaian adat, lengkap beserta aksesoris berwarna cerah dan didominasi warna emas. Bagian kepala dihiasi mahkota dari berbagai jenis bunga dan bulu burung," katanya.
     
Pada perhelatan Wakatobi Wave 2018, seluruh desa/kelurahan di Wakatobi diwajibkan untuk menunjuk keluarga yang akan menjadi perwakilan tim Kasonda’a.
     
"Saat prosesi berlangsung, dua sampai empat perempuan belia duduk di atas tandu kayu berukuran besar dan diarak keliling kampung. Puluhan saudara laki-laki sang perempuan bertugas menjadi pengangkat tandu. Perempuan yang mereka angkat tidak boleh menunjukkan rasa takut sebagai simbol kedewasaan mereka," katanya.
     
Sebelum ritual Kansoda'a, diawali dengan karnaval budaya yang diikuti perwakilan empat pulau besar di Wakatobi yakni Wanci, Kaledupa, Tomia dan Binongko serta dari SKPD lingkup Wakatobi.
 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024