Kendari (Antaranews Sultra) - Investor asal negara Tiongkok yakni China Great Wall Group Holdings Company Limited, siap berinvestasi sekitar Rp3 triliun pada berbagai sektor sumber daya alam di Sulawesi Tenggara.

Investor asal Tiongkok itu menandatangani nota kesepahaman dengan Pemprov Sultra di bidang investasi bidang sumber daya alam di Sultra antara Gubernur Sultra Ali Mazi dengan direksi China Great Wall Group Holdings Company Limited di Kantor Gubernur Sultra, Senin (15/10).

Gubernur Sultra, Ali Mazi, mengapresiasi keseriusan investor asal Tiongkok itu untuk berinvestasi yang dimulai dengan penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU).

"Selaku pemerintah daerah, tentunya kami menyambut baik, kami ucapkan terimakasih midah-mudahanhan kerja sama ini mendatangkan keberkahan kedua negara," katanya.

Wakil Gubernur Sultra, Lukman Abunawas, mengatakan kerja sama nantinya meliputi pada sektor energi sumber daya mineral atau pertambangan, kemudian kelautan dan perikanan, pertanian/perkebunan, pariwisata dan kehutanan.

"Dengan nilai investasi awal sekitar Rp3 triliun tentunya ini akan lebih mendorong pemanfaatan sumber daya alam Sultra secara optimal sehingga diharapkan bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat," katanya.

Lukman yakin kalau investasi perusahaan itu nantinya akan memberikan dampak ekonomi yang baik bagi daerah karena sebagian komisaris perusahaan itu diisi oleh mantan pejabat negara ini seperti Rokhmin Dahuri yang pernah menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan dan Agung Gumelar yang sekarang menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (watimpres).

Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik Setda Sultra, Harmin Ramba, mengatakan bahwa MoU yang telah dilakukan antara Pemprov dan perusahaan itu sebagai pintu awal untuk pengembangan investasi pada berbagai sektor unggulan di Sultra.

"Mungkin pada awalnya mereka akan fokus pada sektor energi sumber daya mineral, setelah itu kemungkinan akan melirik sektor perikanan dan kelautan, sektor pariwisata, pertanian/perkebunan dan sektor kehutanan," katanya.

Menurut Harmin, MoU tersebut sebagai dasar untuk dilakukannya kerja sama investasi sumber daya alam, sedangkan kerja sama nantinya lebih pada sektor.

"Yang jelas kita sudah membuka langkah awal melalui MoU ini, tinggal kita menunggu pada sektor apa dari kerja sama ini akan segera direalisasikan," katanya. (T.KR-SPR/B/M019/C/M019)

Pewarta : Suparman
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024