ANTARA News Sulawesi Tenggara

Orasi Susi tentang kelautan berkelanjutan di New York tuai pujian

Kamis, 27 September 2018 14:07 WIB

Orasi Susi tentang kelautan berkelanjutan di New York tuai pujian Orasi Susi tentang kelautan berkelanjutan di New York tuai pujian
"Indonesia dapat mengimplementasi kebijakan yang tegas karena mendapatkan dukungan kuat dari Presiden"
 
Jakarta (Antaranews Sultra) - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berorasi mengenai sektor kelautan berkelanjutan dalam acara Pertemuan Pimpinan Jaringan Solusi Pembangunan Berkelanjutan (SDSN) di New York, Amerika Serikat, dan menuai pujian.

Menteri Susi dalam rilis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang diterima di Jakarta, Kamis, menyampaikan bahwa pembangunan berkelanjutan sektor kelautan sudah diakui sejak tahun 1972 dalam UN Conference on the Human Environment di Stockholm, Swedia.

Sebagaimana diketahui, SDSN merupakan forum yang dibentuk pada tahun 2012 oleh Sekjen PBB  Ban Ki Moon, yang mengumpulkan para pakar iptek mancanegara guna mempromosikan solusi pembangunan berkelanjutan.

Acara yang digelar di New York, 24 September itu, dihadiri antara lain oleh Jeffrey Sachs (Direktur SDSN), Guido Schmidt-Traub (Direktur Eksekutif SDSN), dan Peter Bakker (CEO World Business Council on Sustainable Development), Mari Elka Pangestu (Pakar Ekonomi Indonesia dan anggota Dewan Direksi SDSN), dan Prof Jatna Supriatna (Guru Besar Universitas Indonesia).

Tujuan pertemuan para dewan direksi yang merupakan Jaringan Pembangunan Berkelanjutan ke-13 ini adalah meninjau kembali prioritas implementasi untuk mencapai target-target Sasaran Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Saat menjadi pembicara, Susi menceritakan tentang pengalaman Indonesia dalam menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam kebijakan perikanan Indonesia.

Di antara kebijakan yang disampaikannya adalah kebijakan pemberantasan penangkapan ikan ilegal yang selama ini merusak ekosistem laut dan menghabiskan sumber daya ikan Indonesia.

Pada kesempatan itu ia mengajak peserta pertemuan untuk mengakui bahwa laut memiliki hak untuk dilindungi dan dilestarikan.

Paparan yang disampaikan Susi itu menuai banyaj pujian dari peserta pertemuan. Salah satunya Direktur SDSN, Jeffrey Sachs, yang menilai paparan Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia itu sangat inspirasional.

Sementara itu, Chair SDSN Caribbean David Smith memuji ketegasan Indonesia memberantas penangkapan ikan ilegal dan melindungi ekosistem laut, serta juga menanyakan bagaimana kebijakan Indonesia tersebut dapat diterapkan di negara-negara kepulauan pasifik.

Menanggapi hal tersebut, Susi mengatakan pentingnya dukungan politik dari pengambil keputusan tertinggi.

"Indonesia dapat mengimplementasi kebijakan yang tegas karena mendapatkan dukungan kuat dari Presiden," paparnya.

Selain dukungan politik, ujar dia, diperlukan pula kerjasama regional antara negara-negara pasifik dengan Indonesia mengenai pengawasan kegiatan perikanan dan penegakan hukum.

Baca juga: Menteri Susi ajak akademisi jaga kedaulatan laut

Baca juga: KKP himpun data tuna wujudkan perikanan berkelanjutan

Pewarta : M Razi Rahman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2025

Terkait

Amorim tidak beri pujian berlebihan ke Diallo

17 January 2025 12:31 Wib

Menag banjir pujian dinilai sukses selenggarakan haji ramah lansia

06 July 2023 10:36 Wib, 2023

"Mulan" mendapat pujian di China

12 September 2020 11:57 Wib, 2020

Pujian setinggi langit Legenda MU Paul Scholes untuk Bruno Fernandes

28 February 2020 18:30 Wib, 2020
Terpopuler

PT Vale dan Alkhairaat letakan batu pertama pembangunan Welding Academy

Nasional - 21 March 2025 12:27 Wib

Komisi III: Usut dugaan teror Tempo demi tegakkan kebebasan pers

Hukum & Politik - 24 March 2025 12:46 Wib

Anggota DPR minta Kementerian ATR/BPN selesaikan konflik agraria di Kalbar

Hukum & Politik - 21 March 2025 13:21 Wib

Anggawira: Hilirisasi baja perkuat kemandirian industri nasional

Ekonomi - 24 March 2025 12:48 Wib

Gubernur ASR lantik Bupati dan Wabup Buton Tengah periode 2025-2030

Hukum & Politik - 21 March 2025 13:52 Wib