Kendari (Antaranews Sultra) - Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara mengajak insan pers atau wartawan di daerah itu untuk saling bersinergi memerangi berita bohong atau sering disebut hoax.
"Salah satu yang menjadi fokus perhatian Polda Sultra saat ini adalah beredarnya informasi berbau hoax atau berita bohong yang beredar di media sosial. Ini perlu sinergitas semua pihak untuk memeranginya terutama bersama insan pers," kata Kapolda Sultra, Brigjen Pol Iriyanto, saat bina akrab dengan insan pers di Mapolda Sultra, Rabu.
?? Ia mengatakan, informasi hoax yang saat ini marak beredar berkaitan dengan pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) 2019.
?? "Momentum ini adalah titik krusial atau kondisi paling rawan untuk dijadikan wahana penyebaran informasi bohong yang sifatnya provokatif," katanya.
?? Dikatakan, media sosial dianggap sebagai wadah yang paling ampuh untuk melakukan ujaran kebencian dengan cara menyebarkan berita bohong atau hoax.
"Sebab media sosial dinilai sebagai salah satu instrumen untuk menjatuhkan lawan politik dengan cara menyebar informasi bohong, fitnah, black campaign, dan adu domba," katanya.
?? Ia menambahkan media sosial pada kondisi saat ini penuh dengan informasi yang menimbulkan provokasi, karena banyak media sosial yang diaktualisasikan dalam bentuk perbuatan nyata dengan provokasi informasi yang tidak benar.
? ?"Harapan kita kepada insan pers untuk menyaring informasi yang masuk. Kami juga siap bersinergi dengan teman media dalam tim cybercrime," katanya.
"Salah satu yang menjadi fokus perhatian Polda Sultra saat ini adalah beredarnya informasi berbau hoax atau berita bohong yang beredar di media sosial. Ini perlu sinergitas semua pihak untuk memeranginya terutama bersama insan pers," kata Kapolda Sultra, Brigjen Pol Iriyanto, saat bina akrab dengan insan pers di Mapolda Sultra, Rabu.
?? Ia mengatakan, informasi hoax yang saat ini marak beredar berkaitan dengan pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) 2019.
?? "Momentum ini adalah titik krusial atau kondisi paling rawan untuk dijadikan wahana penyebaran informasi bohong yang sifatnya provokatif," katanya.
?? Dikatakan, media sosial dianggap sebagai wadah yang paling ampuh untuk melakukan ujaran kebencian dengan cara menyebarkan berita bohong atau hoax.
"Sebab media sosial dinilai sebagai salah satu instrumen untuk menjatuhkan lawan politik dengan cara menyebar informasi bohong, fitnah, black campaign, dan adu domba," katanya.
?? Ia menambahkan media sosial pada kondisi saat ini penuh dengan informasi yang menimbulkan provokasi, karena banyak media sosial yang diaktualisasikan dalam bentuk perbuatan nyata dengan provokasi informasi yang tidak benar.
? ?"Harapan kita kepada insan pers untuk menyaring informasi yang masuk. Kami juga siap bersinergi dengan teman media dalam tim cybercrime," katanya.