Kendari (Antaranews Sultra) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), dr Zuhuddin Kasim, mengatakan kasus campak rubella di daerah itu selama dua tahun terakhir mengalami peningkatan.

"Pada tahun 2016 kami temukan kasus rubella sebanyak tiga kasus, dan tahun 2017 ditemukan 21 kasus," kata Zuhuddin Kasim, saat pencanangan kampanye imunisasi MR tingkat provinsi di SMP 15 Kendari, Senin.

Ia mengatakan, tiga kasus rubella tahun 2016 tersebar di tiga daerah masing-masing Kota Kendari, Kota Baubau dan Kabupaten Kolaka.

"Sedangkan 21 kasus rubella tahun 2017 tersebar pada enam daerah yakni Kabupaten Kolaka, Konawe, Muna, Kota kendari, Konawe Selatan dan Kabupaten Wakatobi," katanya.

Ia merinci, dari enam daerah itu yang terbanyak di Kota kendari sebanyak 14 kasus, kemudian Kolaka dua kasus, Konawe Selatan dua kasus, Wakatobi, Muna dan Konawe masing-masing satu kasus.

Dijelaskan, infeksi rubella yang terjadi sebelum konsepsi dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan abourtus (kegugura-red), kematian janin, atau Sindrom Rubella Konganital pada bayi yang dilahirkan.

Di Indonesia kata Zuhuddin, rubella merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan upaya pencegahan efektif.

"Manfaat pemberian imunisasi Measles Rubella (MR) sebagai pengganti vaksin Campak pada kegiatan imunisasi rutin dengan sasaran kepada seluruh bayi usia dari 9 bulan hingga anak-anak di bawah usia 15 tahun," katanya.

Kegiatan pencanangan kampanye imunidasi MR ini, dibuka langsung oleh pj Sekretaris Daerah (Sekda) Sultra Isma, dihadiri plt Wali Kota Kendari, Sulkarnain, pimpinan OPD lingkup pemprov Sultra dan pimpinan OPD lingkup Pemkot Kendari dan Ketua MUI Sultra, KH Mursyidin.

(T.KR-SPR/B/Z003/C/Z003) 03-09-2018 18:23:26

Pewarta : Suparman
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024