Kendari (Antaranews Sultra) - Siswa penyandang cacat atau difabel asal Jawa Barat yang tergabung dalam program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) BUMN Hadir untuk Negeri mengaku terkesan dengan tarian dan budaya lokal Sulawesi Tenggara,yakni Tarian Lulo.

"Banyak hal yang mengesankan bagi saya dan teman-teman peserta SMN, khususnya makanan khas daerah ini dan tarian Lulo," kata siswa penyandang disabilitas Lia (18) didampingi guru Ny. Ratna di Kendari, Minggu.

Lia mengaku terkesan makanan khas Sultra yang enak dan bermacam-macam sehingga akan diceritakan kepada orang tua, keluarga dan tetangga.

"Saya akan cerita kepada orang tua saya tentang aneka sajian makanan selama berada di Sultra. Orang Sultra baik-baik," kata Lia penyandang cacat tuna rungu dari Sekolah Luar Biasa Negeri Garut itu.

Baca juga: BUMN Hadir - Peserta SMN Jabar dikenalkan tarian lulo

Kegiatan SMN di Sultra tidak hanya berlangsung di Kota Kendari, tetapi di Kabupaten Konawe Utara yang melengkapi kesan tidak terlupakan bagi siswa SMN yang diakomodasi PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dan PT Aneka Tambang (Tbk).

Para siswa yang berbagi pengalaman dan wawasan selama 10 hari di Sultra melalui Program BUMN Hadir untuk Negeri turut merasakan kerusakan jalan trans-Sulawesi saat pergi dan pulang dari Konawe Utara ke Kota Kendari.

"Saya tidak takut walaupun mobil miring kiri - miring kanan, ha...ha...asyik," kata siswa tuna runggu Anita dari SLB Cicando di sela-sela acara pelepasan di Pangkalan Udara Haluoleo Kendari didampingi guru Ny. Ratna.

Lain pula kesan siswa Kamelia yang menuturkan bahwa waktu 10 hari belum cukup untuk mengenal banyak hal di Sultra yang kaya sumber daya alam, tari-tarian tradisional, benda bersejarah di museum dan lain lain.

Baca juga: BUMN Hadir - warga Konawe Utara meriahkan Jalan Sehat BUMN

"Kami berterima kasih kepada BUMN, PT Inalum dan PT Antam yang mengantarkan dan mengurusi segala sesuatu selama berada di Sultra. Terima kasih....terima kasih," kata Kamelia dengan bahasa isyarat yang sesekali memaksakan suaranya memberi makna.

Guru pendamping siswa Disabilitas, Ny Ratna mengatakan Indonesia yang beragam suku bangsa, adat istiadat, makanan, bahasa, warna kulit, dialek bahasa yang disempurnakan dengan kekayaan alam yang melimpah patut disyukuri.

"Tuhan pencipta memberikan yang berlebihan untuk Indonesia. Kita semua berbeda tetapi sesungguhnya saling menyayangi," kata Ny. Ratna.


(T.S032/B/M026/C/M026) 19-08-2018 14:07:25

Pewarta : Sarjono
Editor : M Sharif Santiago
Copyright © ANTARA 2024