Kendari  (Antara) - Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Teguh Setyabudi melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kendari, Rabu.

Pj Gubernur meninjau semua ruangan rawat inap dan UGD yang ada di rumah sakit jiwa itu lalu ke ruang manajemen, ke ruang rawat jalan, ke ruang rawat inap, ?bangunan rehabilitasi medik dan beberapa bangunan penunjang lainnya.

Setelah melihat langsung kondisi infrastruktur tersebut, Teguh mengaku prihatin karena sebagian besar bangunan sudah tidak standar untuk ukuran RSJ terkini dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.

"Saya sedih melihat kondisi pagar keliling RSJ sudah ada bagian yang runtuh/roboh sehingga menyatu dengan lahan masyarakat luar RSJ, dan ini menimbulkan kerawanan karena pasien bisa langsung lari lewat pagar yang roboh ini, disisi lain masyarakat umum leluasa keluar masuk areal RSJ dalam 24 jam," katanya.

Terkait dengan SDM jumlah perawat kata Teguh, belum memenuhi ratio kebutuhan di mana ?menurut Permenkes Nomor 340 Tahun 2010 rasio 1 perawat untuk setiap 1 tempat tidur.

"Kekurangan yang ada akan dianggarkan tahun 2019 nanti. Saya mengharapkan jajaran rumah sakit jiwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien," katanya.

Direktur RSJ Kendari, Abdul Rasak, menyebutkan, jumlah tempat tidur RSJ 205 sementara jumlah perwat baru 74 orang ASN, jadi kekurangan 131 perawat.

"Begitu pula tenaga dokter ahli jiwa menurut regulasi harus 2 dokter ahli jiwa tetap dan 3 volunter, saat RSJ hanya memiliki 1 dokter ahli jiwa," katanya.

 

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2025