Andoolo (Antaranews Sultra) - Pelaksana Pelayaran Penyeberangan Feri Lintas Amolengo (Konawe Selatan)-Labuan Bajo (Buton Utara), Provinsi Sulawesi Tenggara, mencatat puncak arus balik Idul Fitri 2018 terjadi pada Selasa, 19 Juni.
Kepala UPTD Penyeberangan Amolengo Armin Malaka di Andoolo, Rabu, mengatakan peningkatan volume arus balik penumpang dan kendaraan terjadi sejak H+3 dan H+4, sehingga manajemen penyeberangan strategis Amolengo-Labuan Bajo melakukan antisipasi.
"Kemarin (H+4 Lebaran) kapal mengangkut penumpang dan kendaraan hingga delapan trip. Hari ini (H+5 lebaran) turun enam trip dan diprediksi besok kembali normal," kata Armin didampingi stafnya Karang (41).
Manajemen Penyeberangan Feri Amolengo-Labuan Bajo beserta PT ASDP mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang dan kendaraan dalam suasana Idul Fitri, dengan mengubah jadwal pelayaran kapal.
"Kalau dulu kita kenal menambah trip pemberangkatan dengan terikat waktu berlayar. Sekarang kapal mengangkut-berlayar dan menurunkan penumpang, kemudian mengangkut (lagi) dan berlayar. Seterusnya hingga penumpang dan kendaraan terangkut sebagai konsekuensi dari pelayanan maksimal," kata Armin.
Volume kendaraan yang melalui penyeberangan Amolengo - Labuan Bajo dua hari terakhir cukup signifikan dan diperkirakan arus balik mencapai puncak kemarin (H+4 lebaran).
Dua hari terakhir, tercatat kendaraan roda dua sebanyak 600 unit, kendaraan roda empat 400 unit dan penumpang mencapai 1.400 orang yang melalui penyeberangan Amolengo-Labuan Bajo.
"Kami berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna jasa penyeberangan feri Amolengo-Labuan Bajo. Pemilik kendaraan dan penumpang diharapkan memahami kondisi penyeberangan yang cukup padat," kata Sukirman, kepala Operasi Penyeberangan Labuan Bajo.
Pelabuhan penyeberangan feri Amolengo - Labuan Bajo menghubungkan daratan Kendari, ibu kota Provinsi Sultra dengan Pulau Buton yang mencakup Kabupaten Buton, Buton Tengah, Buton Selatan, Kota Bau Bau, Wakatobi? dan Buton Utara.
Tarif angkutan penumpang dan kendaraan jalur penyeberangan strategis Amolengo-Labuan Bajo, yakni penumpang Rp17.000 (per orang/dewasa), kendaraan roda dua Rp28.000 dan kendaraan roda empat (kosong) Rp185 .000.
Kepala UPTD Penyeberangan Amolengo Armin Malaka di Andoolo, Rabu, mengatakan peningkatan volume arus balik penumpang dan kendaraan terjadi sejak H+3 dan H+4, sehingga manajemen penyeberangan strategis Amolengo-Labuan Bajo melakukan antisipasi.
"Kemarin (H+4 Lebaran) kapal mengangkut penumpang dan kendaraan hingga delapan trip. Hari ini (H+5 lebaran) turun enam trip dan diprediksi besok kembali normal," kata Armin didampingi stafnya Karang (41).
Manajemen Penyeberangan Feri Amolengo-Labuan Bajo beserta PT ASDP mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang dan kendaraan dalam suasana Idul Fitri, dengan mengubah jadwal pelayaran kapal.
"Kalau dulu kita kenal menambah trip pemberangkatan dengan terikat waktu berlayar. Sekarang kapal mengangkut-berlayar dan menurunkan penumpang, kemudian mengangkut (lagi) dan berlayar. Seterusnya hingga penumpang dan kendaraan terangkut sebagai konsekuensi dari pelayanan maksimal," kata Armin.
Volume kendaraan yang melalui penyeberangan Amolengo - Labuan Bajo dua hari terakhir cukup signifikan dan diperkirakan arus balik mencapai puncak kemarin (H+4 lebaran).
Dua hari terakhir, tercatat kendaraan roda dua sebanyak 600 unit, kendaraan roda empat 400 unit dan penumpang mencapai 1.400 orang yang melalui penyeberangan Amolengo-Labuan Bajo.
"Kami berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada pengguna jasa penyeberangan feri Amolengo-Labuan Bajo. Pemilik kendaraan dan penumpang diharapkan memahami kondisi penyeberangan yang cukup padat," kata Sukirman, kepala Operasi Penyeberangan Labuan Bajo.
Pelabuhan penyeberangan feri Amolengo - Labuan Bajo menghubungkan daratan Kendari, ibu kota Provinsi Sultra dengan Pulau Buton yang mencakup Kabupaten Buton, Buton Tengah, Buton Selatan, Kota Bau Bau, Wakatobi? dan Buton Utara.
Tarif angkutan penumpang dan kendaraan jalur penyeberangan strategis Amolengo-Labuan Bajo, yakni penumpang Rp17.000 (per orang/dewasa), kendaraan roda dua Rp28.000 dan kendaraan roda empat (kosong) Rp185 .000.