Kendari (Antaranews Sultra) - Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Teguh Setyabudi mengajak jamaah tarawih di Masjid Al-Alam Teluk Kendari ikut melawan paham radikalisme dan terorisme.
"Secara dini kita harus mencegah dan menangkal munculnya paham radikalisme di daerah kita. Dan mari tanamkan nilai-nilai Pancasila dan implementasikan dalam kehidupan sehari-hari," kata Teguh saat memberikan ceramah tarawih di Masjid Terapung Al Alam Teluk Kendari, Senin malam.
Teguh juga mengimbau warga untuk memakmurkan Masjid Al-Alam dan mengembangkan sebagai pusat berbagai kegiatan masyarakat.
"Yang tidak kalah penting lagi
mari sukseskan Pilkada Sultra 2018 yang kondusif dan damai. Sukseskan Pemilu Pilcaleg dan Pilpres 2019," katanya.
Teguh mengatakan, bulan Ramadhan pada 2018 merupakan kali pertama Masjid Al-Alam dimanfaatkan untuk pusat kegiatan Ramadhan.
"Diharapkan masjid yang menjadi ikon Sultra dapat mewujudkan masyarakst yang religius dan dapat menambah kekhusyukan jamaah dalam menunaikan ibadah di Bulan Suci ini," katanya.
Menurut dia, situasi dan kondisi masyarakat Sultra memang sangat kondusif dalam keberagaman, namun harus dicermati gerakan radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama yang dipakai memecah belah bangsa Indonesia termasuk masyarakat Sultra.
"Karena itu, perlunya peran dari pemuka agama dalam memberi pemahaman tentang agama secara utuh dan menyeluruh untuk lebih meningkatkan kasih sayang dan rasa persaudaraan antarsesama manusia," katanya.
"Secara dini kita harus mencegah dan menangkal munculnya paham radikalisme di daerah kita. Dan mari tanamkan nilai-nilai Pancasila dan implementasikan dalam kehidupan sehari-hari," kata Teguh saat memberikan ceramah tarawih di Masjid Terapung Al Alam Teluk Kendari, Senin malam.
Teguh juga mengimbau warga untuk memakmurkan Masjid Al-Alam dan mengembangkan sebagai pusat berbagai kegiatan masyarakat.
"Yang tidak kalah penting lagi
mari sukseskan Pilkada Sultra 2018 yang kondusif dan damai. Sukseskan Pemilu Pilcaleg dan Pilpres 2019," katanya.
Teguh mengatakan, bulan Ramadhan pada 2018 merupakan kali pertama Masjid Al-Alam dimanfaatkan untuk pusat kegiatan Ramadhan.
"Diharapkan masjid yang menjadi ikon Sultra dapat mewujudkan masyarakst yang religius dan dapat menambah kekhusyukan jamaah dalam menunaikan ibadah di Bulan Suci ini," katanya.
Menurut dia, situasi dan kondisi masyarakat Sultra memang sangat kondusif dalam keberagaman, namun harus dicermati gerakan radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama yang dipakai memecah belah bangsa Indonesia termasuk masyarakat Sultra.
"Karena itu, perlunya peran dari pemuka agama dalam memberi pemahaman tentang agama secara utuh dan menyeluruh untuk lebih meningkatkan kasih sayang dan rasa persaudaraan antarsesama manusia," katanya.